Kunjungan Kerja Kepala BBKSDA Papua ke Hutan Adat di Rhepang Muaif dan Lokasi Pengembangan Gaharu di Bonggoa

Sabtu, 23 Juni 2018

Nimbokrang, 23 Juni 2018. Salah satu dari rangkaian Kunjungan kerja lapang Kepala Balai Besar KSDA Papua antara lain memonitoring lokasi pengembangan tanaman Gaharu Papua yang dikembangkan oleh anak negeri/Papua, pada tanggal 23 sampai dengan 24 Juni 2018.Lokasi pertama yang dikunjungi yaitu hutan adat/ Rhepang Muaif dengan kepemilikan atas nama pak Alex Waisimon, sebagai penerima Kalpataru 2017 dan Asian Hero 2017 yang berlokasi di Bonggo Kab. Sarmi. Tim yang mendampingi Kepala Balai Besar KSDA Papua (Ir. Timbul Batubara., M.Si) terdiri dari Kepala Bidang Teknis Konservasi (Askhari Dg. Masikki, S.Hut), KBTU (Pupung Purnawan, S.Hut.,M.Sc), POLHUT (Eddy Sam Lau, La Ode Irianto Subu), dan staf (Herman So, Ferdinand Boseren, Pandu, Irwan) Balai Besar KSDA Papua dengan total 8 orang.

Tim melanjutkan perjalanan kunjungan kerja ke lokasi Pengembangan Potensi Gaharu Papua di Kampung Armopa Distrik Bonggo Kab. Sarmi bertemu dengan Kepala Keret Maban (Bapak Rudolf Maban). Kepala Keret Maban menyambut baik kedatangan tim untuk Pengembangan Gaharu Papua di Kampung Armopa dan di sekitarnya, sebab hasil dari pengembangan gaharu tersebut akan sangat membantu kehidupan perekonomian masyarakat setempat, khususnya di Kampung Armopa.

Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja ini, antara lain untuk meninjau lokasi dan melakukan wawancara atau diskusi ringan bersama pak Alex Waisimon. Adapun beberapa poin yang dapat ditarik sebagai hasil wawancara tersebut antara lain : Bahwasanya pengelolaan hutan adat yang dimaksud dilakukan dengan menggunakan konsep berbasis wisata alam secara partisipatif; Beberapa kelompok masyarakat adat di sekitar kawasan konservasi sudah dibentuk dalam rangka membantu pengelolaan hutan adat/wisata; Sarana wisata telah dibantu untuk dibangun oleh pak Alex dengan biaya mandiri berupa guest house, jalur trail wisata pengamatan burung (bird watching) dan kandang sementara/karantina kasuari; Beberapa potensi yang dikembangkan antara lain Spot pengamatan cenderawasih, kasuari, mambruk (bird watching), dan penangkaran anggrek (wisata edukasi dengan pengenalan jenis anggrek); Lokasi ini juga difungsikan sebagai tempat pendidikan konservasi oleh mahasiswa dan pelajar; Lokasi ini umumnya dikunjungi wisatawan mancanegara yang telah dikelola dengan penarikan tarif perpaket 1.5 jt / orang.

Menjadi satu bagian dari suatu kelompok masyarakat adat tertentu di wilayah kerja, khususnya Balai Besar KSDA Papua yang memiliki lingkup wilayah kerja di keseluruhan wilayah Provinsi Papua adalah suatu keuntungan. Selain agar menjadi lebih mengeratkan ikatan persaudaraan, dikemudian hari akan bermanfaat saat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Sebagai apresiasi kunjungan Kepala Balai Besar KSDA Papua, Bapak Rudolf Maban menganugerahkan Marga kepada Bapak Ir. Timbul Batubara Yaitu WendeyWendeynai (Resmi sebagai anak adat kampung Armopa sejak Hari Sabtu tanggal 23 Juni 2018 pukul 15:00 WIT).

Pada akhirnya terdapat beberapa hal yang perlu mendapat dorongan / support oleh BBKSDA Papua dengan memegang peran sebagai pemerintah pusat/ mitra antara lain : Pengembangan/ pengelolaan bersama dalam bentuk PKS (segera), Peningkatan pengamanan/ pengawasan terhadap peredaran jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, Pengembangan sarana TSL berupa kandang transit satwa permanen dan sarana wisata, Pelibatan jejaring kerja/mitra kerja NGO yang bergerak dibidang lingkungan hidup dan kehutanan, salah satu contohnya WWF dan Penguatan kelembagaan kelompok.

 

Sumber : Balai Besar KSDA Papua

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini