Penyelamatan Dua Monyet Betina dari Ancaman Kekerasan di Bojonegoro

Kamis, 03 Juli 2025 BBKSDA Jawa Timur

Bojonegoro, 2 Juli 2025. Di sudut halaman kantor BPH Malo, Kabupaten Bojonegoro, dua pasang mata penuh kecemasan menatap dunia dengan naluri yang tajam. Mereka bukan manusia, tetapi dua individu betina dari spesies Macaca fascicularis, Monyet Ekor Panjang (MEP), yang selama beberapa waktu terakhir menjadi penghuni tidak sah di tempat yang bukan habitatnya dan akhirnya dianggap mengancam.

 

Kisah mereka bermula dari laporan masyarakat Desa Malo. Dua ekor MEP betina yang diduga pernah dipelihara atau terbiasa dengan keberadaan manusia, kerap muncul di sekitar kantor BPH Malo, menimbulkan kepanikan terutama di kalangan anak-anak. Respons cepat datang dari Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bojonegoro, yang mengevakuasi satwa tersebut demi alasan keselamatan publik.

 

Namun, evakuasi itu membawa cerita luka. Saat diterima oleh Seksi KSDA Wilayah II Bojonegoro, keduanya menunjukkan bekas-bekas luka gigitan dan iritasi akibat ikatan lakban di pergelangan tangan. Salah satu dari mereka, berukuran cukup besar, terlihat sangat agresif, reaksi khas satwa liar yang berada di bawah tekanan.

 

Tim Penyelamatan Satwa Liar (Matawali) Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim), bekerja sama dengan mitra konservasi, segera melakukan tindakan perawatan awal. Kedua MEP betina kini berada di kandang transit Kantor Seksi KSDA Wilayah II Bojonegoro untuk menjalani observasi medis dan pemulihan perilaku. Jika kondisi fisik dan mentalnya membaik, keduanya akan dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya, jauh dari jerat konflik manusia dan satwa.

 

Peristiwa ini menegaskan kembali pentingnya edukasi masyarakat tentang keberadaan satwa liar yang kian terdesak ruang hidupnya. Kesalahpahaman, seperti menganggap MEP sebagai ancaman mutlak, justru memperbesar peluang terjadinya kekerasan terhadap satwa liar yang sesungguhnya hanya mencari makan atau tempat aman.

 

Melindungi satwa liar bukan sekadar menjaga satu jenis makhluk hidup, melainkan menjaga keseimbangan seluruh ekosistem. Di tengah keterbatasan ruang dan konflik yang tak terhindarkan, peran kita sebagai manusia menjadi penentu, apakah akan menjadi penjaga, atau justru penyebab punahnya kehidupan liar di bumi. (dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun - Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini