Jejak Bekantan, Penyelundupan Satwa yang Terendus di Tanjung Perak

Rabu, 02 Juli 2025 BBKSDA Jawa Timur

Surabaya, 29 Juni 2025. Malam belum larut penuh ketika bau laut dan deru mesin kapal mengiringi langkah-langkah cepat petugas patroli di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Di tengah keramaian aktivitas pelabuhan, sebuah informasi rahasia menyusup, seekor satwa liar dilindungi diduga telah diseberangkan diam-diam dari Banjarmasin, menempuh ratusan mil laut dalam pengap dan gelapnya ruang kargo.

 

Langkah cepat pun diambil oleh Unit II Intelair Subditgakkum Ditpolairud Polda Jawa Timur. Sekitar pukul 13.00 WIB, patroli di Pelabuhan Jamrud Utara menemukan seorang pria dengan sepeda motor Honda Revo, membawa kandang kayu yang mencurigakan. Di balik jeruji kasar, matanya yang besar dan cemas menatap tajam, seekor Bekantan jantan (Nasalis larvatus), primata berhidung panjang endemik hutan bakau Kalimantan, terkurung tanpa suara.

 

Seorang pria pun diamankan bersama satwa malang itu. Ia kini menghadapi ancaman pidana berat sebagaimana diatur dalam Pasal 40A ayat (1) UU No. 32 Tahun 2024. Ancaman pidana penjara minimal tiga tahun dan denda kategori tertinggi mengintainya.

 

Bekantan tersebut diduga diangkut melalui KM Dharma Rucitra 1, membelah Laut Jawa dari Pelabuhan Banjarmasin menuju Surabaya. Sebuah perjalanan yang nyaris merenggut harapan terakhir dari salah satu primata paling terancam di dunia.

 

Menindaklanjuti temuan tersebut, Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui Tim Penyelamatan Satwa Liar (Matawali) Seksi KSDA Wilayah III Surabaya segera bergerak cepat. Melalui serangkaian identifikasi, tim menyelamatkan dan mengevakuasi satwa tersebut ke kandang transit WRU Balai Besar KSDA Jawa Timur, tempat rehabilitasi sementara untuk satwa-satwa liar yang selamat dari jaringan perdagangan ilegal.

 

Langkah ini menjadi simbol perlawanan terhadap kejahatan terhadap satwa liar yang semakin sistematis. Bekantan, yang seharusnya bergelantungan di antara pepohonan bakau, justru nyaris hilang di balik jalur perniagaan gelap antar pulau.

 

Perjalanan satwa ini bukan sekadar kisah penyelamatan, tetapi cermin buram dari sisi gelap perdagangan satwa liar yang terus berlangsung. Satu ekor bekantan mungkin telah diselamatkan malam itu, namun sejauh mana kita mampu menjaga hutan dan penghuninya dari perburuan tak berkesudahan? (dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik - Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini