Senin, 30 Januari 2023
Kota Agung, 29 Januari 2023. Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Profesor Ismunandar didampingi dengan Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jefry Susyafrianto melakukan kunjungan kerja ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) pada Rabu (25/1/2023). Sebagai salah satu bagian dari Tapak Warisan Alam Dunia dengan nama Tropical Rainforest Heritage Of Sumatra (TRHS), Balai Besar TNBBS telah melaksanakan serangkaian rencana aksi sebagai upaya mengeluarkan TRHS dari List of World Heritage in Danger yang dituangkan dalam Dokumen Desired State of Conservation for Removal atau disebut DSOCR.
Plt. Kepala Balai Besar TNBBS Ismanto, S.Hut.,M.P menyampaikan bahwa Balai Besar TNBBS sebagai pengelola World Heritage Site (WHS) Tropical Rainforest Heritage Of Sumatra (TRHS) telah melakukan beberapa aksi seperti meningkatkan upaya perlindungan dan pengamanan secara terpadu dengan menggunakan tool "SMART PATROL", menjadikan invasif spesies tumbuhan mantangan sebagai bahan kerajinan/ecoprint dan kompos serta melakukan pengelolaan di ruas jalan nasional Sanggi - Bengkunat bersama Balai Pelaksana Jalan Nasional Lampung diantaranya dengan memasang papan interpretasi/himbauan, “Selain itu, Balai Besar TNBBS aktif dalam pendampingan Satgas Konflik di tiap Desa dalam upaya mitigasi konflik manusia dan satwa liar Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera”, papar Ismanto kepada Bapak Prof Ismunandar pada saat kunjungan ke salah satu zona pemanfaatan wisata Pemerihan dan Rhino Camp - Sukaraja, TNBBS. Di lokasi ini, Duta Besar Tetap RI untuk UNESCO dan Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE melihat langsung Outstanding Universal Value (OUV) Rafflesia arnoldii, menanam Amorphophaluus titanum, melepasliarkan satwa liar dan berdiskusi dengan mitra, termasuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Cemara.
Duta Besar untuk UNESCO tersebut sangat mengapresiasi atas upaya yang telah dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan termasuk di dalamnya Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. "Semoga kerja-kerja yang telah dilakukan oleh Kementerian LHK termasuk Balai Besar TNBBS dapat mengantarkan TRHS keluar dari In Danger List. Mengingat keberadaan flora dan fauna yang asli Indonesia merupakan kebanggan kita bersama sebagai Warisan untuk Dunia. Diperlukan juga kampanye kepada para pihak agar semua pihak ikut memelihara dan menjaga Warisan ini", ujar Profesor Ismunandar.
Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi pada kesempatan terpisah juga turut menyampaikan apresiasi kerja-kerja BBTNBBS secara kolaborasi yang telah dilakukan selama ini termasuk mengingatkan kita semua perlunya kebijakan ditingkat Nasional yang mempercepat keluarnya TRHS dari status in danger list. "Luar biasa apa yang telah dilakukan Balai Besar TNBBS selama ini, yang mana telah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan termasuk membangun berkolaborasi bersama pemerintah daerah, perguruan tinggu dan LSM. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengeluarkan TRHS dari status In Danger List, namun upaya ditingkat lapangan yang telah dilakukan perlu diimbangi dengan kebijakan ditingkat pusat sehingga dapat dibawa ke tingkat Dunia pada Sidang Komite WHC. Semoga teman-teman semua di TNBBS tetap semangat bekerja agar dapat mengatasi permasalahan yang ada selama ini", kata Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Jefry Susyafrianto.
Satu hari pasca kunjungan lapangan (Kamis, 26/1/2023) berlokasi di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Plt Kepala Balai Besar TNBBS menjelaskan DSOCR lebih detil kepada Dubes Untuk UNESCO tentang rencana aksi untuk menjawab isu-isu yang mengancam TRHS menjadi In Danger List. Pada kesempatan ini turut hadir perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, UPT KLHK Provinsi Lampung (BTN Way Kambas, BPDASRH Way Seputih Way Sekampung, BPHL Wilayah VI Bandar Lampung, BKSDA Bengkulu) serta mitra Kerja (PT. PLN Persero, PT Telekomunikasi Indonesia, BPJN Lampung, WCS-IP, YABI dan Universitas Lampung).
Sumber: Humas Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 2.4