Sultan Tidore Lantik Penjaga Hutan Halmahera

Jumat, 29 Oktober 2021

Sofifi, 26 Oktober 2021. “Saya Haji Husain Syah, Sultan Tidore dengan ini mengukuhkan, melantik saudara-saudara sekalian sebagai Bobato Adat Kie Goya, Semoga Allah Subhanahu wata’ala, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang meridai dan memberkati kita semua”, titah Sultan Tidore saat melantik para Penjaga Hutan Halmahera pada acara Grand Launching Suaka Paruh Bengkok. Dengan adanya pengukuhan tersebut, hutan di Halmahera secara adat akan turut dijaga kelestariannya oleh 24 Bobato Kie Goya.

Sultan Tidore juga berpesan kepada para Bobato yang telah dikukuhkan bahwa tugas mulia ini merupakan tugas tanpa mengharapkan imbalan dari siapapun atau tanpa pamrih dan akan dibalas pahala oleh Allah subhanallahu wata’ala. “Kitong (kita) semua kerja butuh upah, butuh gaji dan sebagainya, tapi ada satu pekerjaan di Bobato Kesultanan Tidore dan Maluku Kie Raha, ada satu istilah yang diberi nama Ma Cou”, pesan Sultan Tidore dalam sambutannya. “Cou adalah pengabdian tanpa pamrih, balasannya adalah pahala datang dari Alla subhanahu wata’ala”, terang Sultan.

Dua puluh empat Bobato tersebut besaral dari desa-desa penyangga kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Diantaranya adalah Desa Guraping (2 Bobato), Desa Akelamo (2 Bobato), Kecamatan Payahe (5 Bobato), Desa Kobe (4 Bobato), Desa Wayamli (5 Bobato), Desa Buli (2 Bobato), Desa Lolobata (3 Bobato), dan satu Bobato dari Desa Pintatu. Setelah dilantik dan dikukuhkan di depan Sekda Provinsi Maluku Utara, Walikota Tidore Kepulauan, Dirjen KSDAE dan para undangan, para Bobato tersebut dikunjungi oleh Sultan Tidore untuk ramah tamah.

Selain itu, Sultan Tidore ke 37 juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Maluku Utara untuk bersama-sama menjaga kelestarian alamnya. “Saya kira tanggung jawab ini (perlindungan satwa dan hutan) adalah tanggung jawab kita bersama, tidak boleh ini dilimpahkan kepada seorang Walikota (Tidore Kepulauan) Ali Ibrahim semata-mata, tidak boleh juga kepada Pak Gubernur atau Pak Sekda, ini tanggung jawab kita bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang kita hidup dan kita tinggali”, kata Sultan Tidore.

“InsyaAllah di 20 tahun, 30 tahun, bahkan 50 tahun generasi ini akan berganti. Dan ketika terjadinya peralihan generasi itu tidak boleh generasi itu sumpah serapah terhadap kitorang (bahwa) nenek moyang pernah tinggalkan pa dorang (mereka) bumi yang tidak baik ini, kitorang harus wariskan bumi yang bagus”, tambah Sultan Tidore.

Tak hanya itu, Sultan Tidore juga memberikan penghargaan kepada Dirjen KSDAE sebagai keluarga kedaton Kesultanan Tidore. Penghargaan tersebut diberikan dengan menyematkan baju dan topi adat kesultanan oleh Sultan Tidore.

Sumber : Akhmad David Kurnia Putra - Polisi Kehutanan BTN Aketajawe Lolobata

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini