Penangkaran Binturong, Upaya Nyata Konservasi Satwa

Senin, 06 September 2021

Tapin, 30 Agustus 2021 – Ancaman punahnya satwa liar yang dilindungi akibat perdagangan ilegal dan perburuan semakin meningkat di Indonesia, hal tersebut didasari karena kurangnya kesadaran akan konservasi satwa liar. Sementara itu peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) di Kalimantan Selatan (Kalsel) cukup tinggi. Hal tersebut didukung oleh posisi Kalsel sebagai pintu keluar masuk peredaran yang strategis, keberadaan stasiun, terminal dan bandar udara serta banyaknya pasar-pasar satwa yang mengakomodir minat masyarakat untuk mengoleksi satwa sekaligus sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli satwa. Pada perkembangannya, peredaran satwa liar dilindungi melebar melalui media sosial dan mengalami peningkatan kasus yang signifikan. Upaya mencegah peredaran tumbuhan dan satwa liar yang semakin meningkat, beberapa upaya yang harus dilakukan agar satwa liar tetap terjaga dan tidak punah. Salah satu yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel) mengajak para generasi pemuda untuk ikut andil dalam pelestarian dan konservasi satwa dalam mengembangbiakkan/ menangkarkan satwa liar yang dilindungi.

Belum lama ini Kepala Balai KSDA Kalsel mengunjungi rencana lokasi penangkaran satwa liar berupa Binturong (Arctictis binturong) yang berasal dari hasil penangkaran generasi F2 milik H. Noormansyah seorang pemuda peduli satwa dan tumbuhan yang berada di Desa Binuang Kab. Tapin Kalimantan Selatan. Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan Dr. Ir. Mahrus Aryadi M.Sc. menyambut baik dalam upaya pelestarian satwa Binturong tersebut, karena Kalimantan merupakan habitat Binturong yang merupakan salah satu satwa yang dilindungi Undang-undang berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi.

Menurut Dr. Mahrus, BKSDA Kalsel sangat memerlukan dukungan dan sinergi dari para pihak. BKSDA sangat sulit dalam mewujudkan upaya konservasi keanekaragaman hayati yang sangat penting dalam kehidupan kita tanpa dukungan parapihak. Kegiatan konservasi keanekaragaman hayati adalah usaha kita bersama dan perlu kita jaga dan lestarikan bersama-sama pula. Harapan dimasa depan, akan banyak generasi pemuda yang sadar dan perduli terhadap lingkungan hidup melalui upaya penangkaran satwa dan tumbuhan yang bertujuan agar terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya karena mereka adalah generasi yang akan mewarisi kekayaan sumber daya alam kita, sehingga dapat memberi manfaat yang sangat baik dimasa depan agar generasi yang akan datang tetap dapat menikmati kekayaan alam. Salam Lestari…. (ryn)

Sumber : R. Hafizh Muhardiansyah, A.Md - Polhut Balai KSDA Kalimantan Selatan

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini