Misi Konservasi Dari Madura Untuk Nusantara

Kamis, 03 Juli 2025 BBKSDA Jawa Timur

Bangkalan, 2 Juli 2025. Di balik dinding pabrik pengolahan reptil PT Ahmad Jaya Sentosa, detak langkah konservasi berpadu dengan desir napas liar. Selama tiga hari, dari 2 hingga 4 Juli 2025 kedepan, ruangan sederhana di Bangkalan menjadi pusat denyut ilmu, diskusi, dan praktik lapangan. Peserta dari berbagai penjuru negeri Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat, berkumpul dalam satu semangat, menyelamatkan kehidupan reptil yang selama ini berada dalam bayang-bayang perdagangan.

 

Agenda bertajuk Bimbingan Teknis Survei Potensi Kuota Alam Jenis Reptil ini bukan sekadar pelatihan. Ia adalah bentuk komitmen dan kesiapsiagaan para pengampu konservasi dalam memahami lebih dalam ekologi dua spesies kunci yaitu Varanus salvator (biawak air) dan Malayopython reticulatus (sanca kembang).

 

Dipandu langsung oleh tim pakar dari BRIN serta fasilitator teknis dari Direktorat Konservasi Spesies dan Genetik Kementerian Kehutanan, kegiatan ini membekali peserta dengan pengetahuan teori dan keterampilan praktik tentang survei populasi dan penentuan kuota lestari.

 

Di lapangan, praktik nyata dilakukan di tempat pemrosesan satwa, memberikan gambaran langsung tentang kompleksitas rantai perdagangan reptil dan pentingnya sistem monitoring hasil panen yang transparan dan ilmiah. Setiap pengamatan, pencatatan data tubuh, hingga pengujian status reproduksi reptil liar memiliki arti besar dalam mengukur keberlanjutan panen dari alam.

 

Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan, S.Hut., M.Sc., menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai tonggak profesionalisme pengelolaan konservasi

 

“Kegiatan ini adalah langkah strategis menuju pengelolaan pemanfaatan yang bertanggung jawab. Kita tidak hanya bicara soal kuota, tapi juga soal keberlanjutan, integritas ilmiah, dan keadilan ekologis. Madura menjadi saksi bahwa konservasi tidak berhenti di hutan, ia hadir pula di titik-titik rantai niaga yang selama ini luput dari perhatian publik”, ungkapnya.

 

Lebih jauh, beliau menyampaikan bahwa Balai Besar KSDA Jawa Timur siap menjadi simpul pembelajaran lintas wilayah untuk penguatan kapasitas teknis pemantauan populasi dan penyusunan kuota lestari. Khususnya jenis-jenis reptil yang masih banyak dimanfaatkan dari alam.

 

Dari Madura, suara konservasi menggema hingga ke ruang-ruang kebijakan. Dalam gemuruh kegiatan itu, terselip harapan bahwa dengan ilmu yang tepat dan etika yang kuat, Indonesia dapat menjadi panutan dunia dalam pengelolaan pemanfaatan satwa liar yang lestari. (dna)

 

Sumber: Bidang KSDA Wilayah 2 Gresik - Balai Besar KSDA Jawa Timur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4.3

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini