Rabu, 21 Februari 2024 BTN Gunung Merapi
Kaliurang, 21 Februari 2024.Sarangan atau saninten yang nama ilmiahnya Castanopsis argentea adalah jenis pohon yang salah satu habitatnya berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Berdasarkan Peraturan Menteri LHK Nomor 106 Tahun 2018, sarangan termasuk dilindungi. Sedangkan dalam IUCN Redlist, sarangan ini dikategorikan sebagai Endangered Species.
Keberadaan sarangan di kawasan TNGM menjadi perhatian serius karena sulit dijumpai permudaannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pohon berbuah antara 3 tahun sekali, buah muda disukai pemangsa seperti primata, tupai, musang. Sementara itu, peran sarangan di dalam kawasan konservasi ini penting karena menjadi sumber pakan, rumah, dan tempat bermain bagi satwa liar. Apabila tidak dilakukan intervensi, dikhawatirkan terjadi kelangkaan bahkan kepunahan lokal di kawasan TNGM.
Mempertimbangkan hal-hal di atas, Balai TNGM melakukan strategi konservasi yang salah satunya perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Untuk memperoleh materi genetik yang baik, pada bulan Oktober - November 2023, personil Balai TNGM melakukan pembungkusan (brongsong) buah muda dan pencangkokan.
Saat ini, buah sarangan yang dibrongsong telah mencapai fase siap panen. Dan pemanenan dilakukan di wilayah Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Dukun, RPTN Pakem-Turi, RPTN Kemalang, dan RPTN Musuk-Cepogo, pada tanggal 19 – 20 Februari 2024. Selanjutnya buah sarangan tersebut akan disemaikan dan juga digunakan sebagai materi kultur jaringan.
Kegiatan pemanenan buah Sarangan didukung oleh personil PEH, personal masing-masing RPTN, anggota MMP, serta anggota FPL PALEM. Sebelumnya, materi vegetatif cangkokan juga telah berhasil berakar dan ditanam pada beberapa lokasi di wilayah RPTN Kemalang dan RPTN Musuk-Cepogo.
Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi, menyampaikan melalui upaya ini harapannya dapat memberikan hasil maksimal agar buah sarangan semakin mudah dijumpai, dan selanjutnya ditanam kembali ke dalam kawasan TNGM. Selain itu dengan berbagai uji coba perlakuan perbanyakan akan diketahui metode efektif dalam konservasi sarangan.
Sumber: Balai Taman Nasional Gunung Merapi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0