Menilik Ekowisata Berbasis Masyarakat, Sekjen KLHK Kunjungi Pulau Hoga

Selasa, 08 November 2022

Kaledupa, 8 November 2022 – Wisata berbasis konservasi di Taman Nasional Wakatobi dewasa ini menjadi salah satu dari 10 destinasi unggulan di Indonesia. Pulau Hoga terletak di sebelah timur Pulau Kaledupa merupakan pesona keindahan di Wakatobi. Pesona keindahan pulau ini tak hanya dilirik oleh wisatawan lokal saja, tetapi banyak juga wisatawan mancanegara yang sangat terpukau dengan keindahannya.

Sekretaris Jenderal KLHK, Dr. Ir. Bambang Hendroyono, M.M didampingi Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi serta Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi dan rombongan, berkesempatan mengunjungi Pulau Hoga sekaligus melihat bagaimana interaksi antara ekowisata dan masyarakat di Pulau Kaledupa, Senin (7/11). Pola ekowisata berbasis masyarakat (community based ecotourism) adalah pola pengembangan ekowisata yang memungkinkan keterlibatan penuh masyarakat sekitar dalam perencanaan, pelaksanaan, serta pengelolaan segala keuntungan yang diperoleh. Sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kaledupa, La Fasa, S.Sos., M.H menyampaikan bahwa “Di pulau hoga ini ada kurang lebih 220 rumah-rumah masyarakat yang dijadikan homestay dan juga 2 dive resort yang dimana sudah memiliki izin usaha penyediaan jasa wisata alam atau IUPJWA”.

Di kesempatan yang sama Bambang Hendroyon menyampaikan bahwa “Masyarakat adalah tonggaknya ekowisata” sehingga sangat penting peran masyarakat dalam mendorong keberhasilan pengelolaan ekowisata. Beliau juga berharap pengelolaan ekowisata tetap dikembangkan dengan meningkatkan sarana dan prasarana dengan memperhatikan prinsip-prinsip konservasi.

Untuk mendukung peran masyarakat terhadap pengembangan ekowisata berbasis konservasi, Bambang Hendroyono sempat bertemu dan berdiskusi dengan anggota kelompok masyarakat binaan Taman Nasional Wakatobi, yaitu Kelompok Raea Jaya, Kelompok Padakauang, Kelompok Konservasi Lewuto, dan FKN Horuo-Mantigola.

Di sela-sela kunjungan, Sekretaris Jenderal KLHK bersama rombongan berkesempatan melepasliarkan tukik yang berasal dari demplot penetasan semi alami di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Tomia, Balai Taman Nasional Wakatobi. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Tomia, Iwanuddin, S.P., M.Sc menyampaikan upaya konservasi penyu mulai dari proses monitoring sampai penetasan di demplot penetasan semi alami. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, Darman S.Hut., M.Sc bahwa tukik/bayi penyu merupakan salah satu sumber daya prioritas yang memiliki perlakuan khusus sebelum dilepasliarkan. Sebanyak  60 (enampuluh) ekor tukik dengan jenis penyu sisik dan penyu hijau dilepasliarkan di pesisir Pulau Hoga.

Sumber : Prima Sagita, S.Hut & Silvia Tomasoa - Balai Taman Nasional Wakatobi

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini