Tana Bentarum Belajar Bersama mengenai Pendekatan Bentang Alam di Tingkat Kabupaten dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Rabu, 04 September 2019

Putussibau, 3 September 2019. Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum (Tana Bentarum) memfasilitasi sekaligus menjadi bagian dari peserta Belajar Bersama (Shared-Learning/SL) mengenai Pendekatan Bentang Alam di Tingkat Kabupaten dan Daerah Aliran Sungai (DAS) selama 3 hari kedepan mulai dari tanggal 3 September sampai 6 September 2019 mendatang.

Bentang alam adalah suatu bagian geografi yang menjadi pemandangan alam atau daerah di permukaan bumi yang merupakan satu kesatuan. Ada beberapa jenis bentang alam seperti gunung, lautan, pulau, bukit, pantai, dan sebagainya yang tersebar diseluruh Indonesia.

Kegiatan yang dihadiri 55 peserta yang berasal dari BBTNBKDS, Dinas Kehutanan Provinsi KalBar, CIFOR, Staff Kepresidenan RI, TFCA Kalimantan, Yayasan Riak Bumi, BAPPEDA KH, WWF Indonesia, Lanting Borneo, Pemuka Adat, Kepala Desa beserta masyarakat dan LBBI Pontianak ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Bapak H. Sarbani S.E, M.AP yang sangat mendukung kegiatan Belajar Bersama (Shared-Learning/SL) ditambah lagi membahas mengenai DAS yang sangat diperlukan dalam pembangunan sungai dan danau yang ada.

Center for International forestry research (CIFOR) bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Social Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim (P3SEKPI), Badan Litbang dan Inovasi Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan mengadakan Lokakarya Belajar Bersama (Shared-Learning/SL) ini yang menjadi bagian dari kegiatan penelitian partisipatif bertajuk operationalizing landscape approach for biodiversity and benefits : Policy, practice and people (COLANDS) dengan dukungan dari International Climate Initiate (IKI), BMU, Germany dengan tujuan memfasilitasi belajar bersama antar lembaga dan individu mengenai prinsip-prinsip pendekatan bentang alam, menggali sejauh mana prinsip-prinsip pendekatan bentang alam telah diterapkan, oleh siapa, siapa yang terlibat, dan apa pelajaran yang bisa ditarik, serta bersama-sama merumuskan model pendekatan bentang alam yang paling potensial untuk diterapkan di tingkat kabupaten.

Linda Yuliani selaku pemateri kegiatan mengajak seluruh peserta mengenali dan menggali bentang alam apa saja yang ada di Kapuas Hulu dan saling berbagi pengalaman dan pembelajaran ketika menerapkan prinsip-prinsip Bentang Alam dalam pengelolaan Kawasan konservasi. (3/9)

Sumber: Balai Besar Taman Nasional Bentarum

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3.5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini