ECOPRINT Ekplorasi Keindahan Cetakan Alam

Kamis, 02 Mei 2019

Bontang, 30 April 2019. Balai TN Kutai bersama Mitra TNK kembali melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi masyarakat sekitar. Mengambil tema pelatihan pembuatan ecoprint, Balai TN Kutai dan Mitra TN Kutai selaku pihak panitia penyelenggara mengundang masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan TN Kutai untuk ikut serta dalam kegiatan ini.

Acara pelatihan dibuka oleh Kepala Balai TN Kutai, yang dalam sambutannya menyampaikan pesan bahwa setiap ilmu yang dipelajari pasti ada manfaatnya dan rejeki dari setiap orang tidak akan pernah tertukar, bergantung dari implementasi dari masing-masing peserta setelah mengikuti pelatihan,  apakah akan ditekuni atau hanya sekedar angin lalu saja.

Ecoprint sendiri adalah teknik memberi pola pada bahan atau kain dengan menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga. Kain yang baik untuk dijadikan bahan pembuatan ecoprint biasanya berjenis katun dan sutera. Narasumber kegiatan ini adalah Ibu Misrita seorang dosen dari Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah dan juga komunitas penggiat ecoprint.

Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa Ecoprint memiliki perbedaan dengan batik, dimana untuk membuat sebuah batik kita harus membuat gambar polanya terlebih dahulu dan pola ini cenderung bisa sama satu dengan yang lainnya, sedangkan pada ecoprint polanya sangat bergantung pada teknik menyusun daun dan bunga pada kain menjadi sebuah pola / corak yang indah. Uniknya nih corak-corak tersebut pasti akan berbeda satu sama lain bergantung imajinasi si pembuat. So...menarik kan

Pada kegiatan kali ini, teknik yang diajarkan ada 2, yaitu :

  1. Teknik steaming atau pengukusan

Pada teknik ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencelupkan kain ke dalam air tawar hingga basah, kemudian untuk daun atau bunga yang akan dijadikan pola, dicelupkan juga ke dalam air yang telah diberi 'tunjung' atau karat besi. Langkah selanjutnya adalah menyusun daun dan bunga ke atas kain kemudian di pounding atau dipukul - pukul sekedarnya saja. Fungsi dari pukulan pada teknik ini hanya untuk memastikan daun atau bunga menempel dan tidak bergeser pada kain sebelum dilakukan proses pengikatan. Setelah diikat dengan kuat, kain dikukus selama kurang lebih 1,5 jam. Tujuan dari pengukusan ini adalah untuk mengeluarkan corak dan warna dari daun dan bunga yang telah kita susun. Setelah dikukus kain kemudian dijemur ditempat yang teduh dan tidak boleh terkena matahari langsung.

  1. Teknik pounding atau dipukul-pukul

Untuk aplikasi teknik ini, masing-masing peserta diberi kain 1 lembar kaos polos berwarna putih, bahan yang akan digunakan berupa daun atau bunga terlebih dahulu dicelup ke dalam air yang telah diberi tunjung, kemudian disusun diatas bahan yang telah dibagikan. Daun dan bunga tersebut lalu dipukul-pukul menggunakan palu karet maupun alat pukul lainnya, tujuan pemukulan pada teknik ini adalah untuk mengeluarkan corak dan warna daun dan bunga yang kita gunakan agar menempel pada kain yang kemudian dibiarkan selama 1 minggu. Langkah terakhir dari teknik ini adalah mencelupkan kain / kaos tersebut ke dalam air yang berisi tawas selama 5 menit hingga benar - benar terendam.

Yang harus diingat, pada kedua teknik ecoprint ini adalah kain atau bahan kain katun yang akan digunakan harus diberi perlakuan terlebih dahulu berupa perebusan dengan menggunakan tawas atau yang lebih dikenal dengan proses mordan selama 2 jam, didinginkan semalaman kemudian dikeringkan. Sedangkan untuk kain sutera bisa langsung digunakan tanpa perlakuan.

Setelah selesai mengaplikasikan kedua teknik tersebut, masing-masing peserta menampilkan hasil karya mereka. Tampaklah warna dan corak indah cetakan alam tersebut, sebagai bukti keagungan Tuhan sebagai sebuah karya seni bernilai jual tinggi.

Sumber: Balai TN Kutai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 3.7

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini