Bukan Hanya Laba “Rapat Tahunan Mitra Taman Nasional Kutai”

Selasa, 19 Februari 2019

Bontang, 19 Februari 2019. “Bukan hanya laba” semangat inilah yang ada dalam setiap perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Mitra Taman Nasional Kutai. Disadari bahwa setiap usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan pasti berdampak secara ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan bagi wilayah sekitarnya.  Sehingga sudah sewajarnyalah bila perusahaan tidak hanya memikirkan tentang laba atau keuntungan semata tetapi juga  memikirkan tentang memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif aktivitas perusahaannya terhadap lingkungan sekitar.

Berdasar pada hal tersebut, perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar Taman Nasional Kutai kemudian berikrar untuk mendukung pengelolaan Taman Nasional Kutai sejak tahun 1994 dan membentuk sebuah wadah yang bernama Mitra Taman Nasional Kutai pada tahun 1995. Inisiasi ini ternyata menular ke perusahaan-perusahaan lainnya sehingga yang dahulu beranggotakan 6 perusahaan sekarang telah bertambah menjadi 10 perusahaan dengan tujuan untuk mendukung pengelolaan Taman Nasional Kutai agar dapat berperan dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Tahun 2019 ini, rupanya Mitra Taman Nasional Kutai telah genap berusia 25 tahun. Bukan waktu yang singkat bagi sebuah kemitraan di taman nasional, bahkan mungkin menjadi satu-satunya kemitraan dengan kalangan swasta yang sanggup bertahan selama itu. Sebuah prestasi yang layak dibanggakan dan sebuah komitmen sektor swasta yang tidak perlu diragukan. Pada hari Kamis dan Jumat, tanggal 14 – 15 Februari yang lalu bertempat di Jakarta berlangsunglah rapat tahunan Mitra Taman Nasional Kutai yang merupakan agenda tahunan dimana mempertemukan Steerring Committtee (SC) dan Organizing Committee (OC) yang bertujuan untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatan tahun 2018 dan menyepakati rencana pelaksanaan kegiatan 2019. Acara ini dihadiri oleh 9 dari 10 anggota Mitra Taman Nasional Kutai dan perwakilan dari Balai Taman Nasional Kutai serta Direktorat Jenderal KSDAE.

Hari pertama bertempat di Hotel Santika Premiere, Slipi diadakan rapat internal anggota Mitra Taman Nasional Kutai bersama Balai Taman Nasional Kutai yang kemudian menyepakati rencana pelaksanaan kegiatan Mitra Taman Nasional Kutai tahun 2019. Pada kesempatan ini terjadi diskusi yang menarik tentang arah pengelolaan Taman Nasional Kutai kedepan dan capaian-capaian yang didapat dalam kurun waktu 4 tahun program Mitra Taman Nasional Kutai berjalan. Berdasarkan Permenhut nomor 85/Menhut-II/2014 jo P.44/MENLHK/SETJEN/Kum.1/6/2017 tentang Penyelenggaraan Kerja Sama Penyelenggaraan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, perjanjian kerjasama yang dilakukan pada tahun 1994 harus diperbaharui sehingga dilakukan perjanjian kerjasama kembali yang ditandatangani pada tahun 2014 dengan periode 2014-2019.

Agenda hari kedua dilangsungkan di Ruang Rapat Direktur Jenderal KSDAE, Gedung Manggala Wana Bhakti yang dihadiri oleh anggota Mitra Taman Nasional Kutai, Balai Taman Nasional Kutai, Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam dan Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Teknik, Ditjen KSDAE dan dipimpin langsung oleh Bapak Sekditjen KSDAE mewakili Dirjen KSDAE. Rapat kedua ini berupa penyampaian laporan perkembangan kegiatan Mitra Taman Nasional Kutai selama 4 (empat) tahun (2014-2018), penandatanganan komitmen dan arahan dari Dirjen KSDAE yang diwakili oleh Sekditjen KSDAE. Pada kesempatan ini pula dilakukan serah terima jabatan ketua OC yang dahulu di jabat oleh Bapak Wahyudi dari PT Pupuk Kalimantan Timur kepada Bapak Hasto Pranowo dari PT Indominco Mandiri. Pergantian pimpinan ketua OC ini dilakukan setiap tahun secara bergiliran oleh masing-masing perusahaan.

Dalam sambutannya Bapak Sekditjen KSDAE menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap para mitra yang telah setia mendukung pengelolaan Taman Nasional Kutai selama 25 tahun. Beliau menilai bahwa Mitra Taman Nasional Kutai ini adalah kemitraan yang unik dan berbeda bahkan beliau juga menyampaikan mungkin di dunia hanya satu-satunya kemitraan yang seperti ini. Unik menurut beliau karena masing-masing mitra berperan secara baik, saling menghormati bahkan sangat akrab satu sama lainnya. Beliau juga melihat bahwa Mitra Taman Nasional Kutai telah memenuhi kewajibannya sebagai mitra pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga kemitraan ini dapat menjadi role model dari kemitraan yang djalin oleh swasta dengan pengelola kawasan konservasi di Indonesia.

Arahan Dirjen KSDAE yang disampaikan oleh Sekditjen KSDAE mengingatkan agar kemitraan ini selalu mengacu pada peraturan yang berlaku dan bermanfaat bagi masyarakat serta kawasan konservasi. Beliau juga mengapresiasi capaian-capaian yang telah didapat oleh Mitra Taman Nasional Kutai terutama peningkatan jumlah pengunjung Taman Nasional Kutai yang mencapai 292% dan peningkatan pendapatan masyarakat yang tergabung dalam kelompok Nyiur Melambai sebesar kurang lebih 1,3 milyar pertahunnya dari produksi gula aren. Capaian-capaian ini menunjukkan kinerja positif dari kemitraan ini dan layak untuk terus dilanjutkan. Dalam kerangka itu beliau mengingatkan agar Mitra Taman Nasional Kutai dapat mengurus perpanjangannya segera sebelum habis perjanjian kerjasamanya pada bulan April 2019.

Diakhir arahan, beliau menyampaikan bahwa pekerjaaan pemerintah ini perlu peran para pihak termasuk masyarakat dan swasta, sehingga beliau meminta agar para anggota mitra dapat mengajak rekan usaha lainnya untuk bergabung dalam kemitraan sehingga meringankan beban pengelolaan Taman Nasional Kutai. #Edy Purwanto

 

Sumber : Balai Taman Nasional Kutai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini