IUCN World Conservation Congress 2016 (10 September 2016)

Rabu, 14 September 2016

 

Hawai – USA – Pada tanggal 1-10 September 2016 telah diselenggarakan IUCN World Conservation Congress (WCC) yang bertempat di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. IUCN didirikan pada tahun 1948 dan merupakan organisasi perlindungan lingkungan terbesar di dunia. Terdiri dari 1.000 anggota dari berbagai negara termasuk pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Setiap empat tahun, IUCN mengundang delegasi dari seluruh dunia untuk berpartisipasi konferensi ini. Pertemuan ini bertujuan untuk menginspirasi masyarakat internasional untuk mengambil aksi untuk alam serta mengundang negara anggota IUCN. Delegasi Republik Indonesia dalam kongres tersebut diketuai oleh Direktur Jenderal KSDAE, Dr. Ir. Tachrir Fathoni, M.Sc didampingi Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Ir. Bambang Dahono Adji, M.M., M.Si, Direktur Kawasan Konservasi, Ir. Herry Subagjadi, M.Sc Gubernur Sumatera Selatan beserta anggota delegasi lainnya yang berasal dari Kementeian Kelautan dan Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Yayasan Owa Jawa, WCS, WWF, ZSL,RARE, Pemerhati Lingkungan, Pakar Konservasi dan Pihak Swasta.

iucn2

Konservasi Kongres IUCN Dunia dimulai dengan upacara sambutan dan pembukaan dari Gubernur Hawaii David Ige, Menlu Dalam Negeri AS, Sally Jewell, Presiden Palau Tommy Remengesau dan Presiden IUCN Zhang Xinsheng. 4. IUCN WCC kali ini mengangkat isu-isu baru terkait agenda berkelanjutan global termasuk pentingnya mengaitkan spiritual, agama, budaya dan konservasi; pentingnya mengimplementasikan solusi berbasis alam serta secara efektif mengacu tantangan sosial seperti ketahanan pangan dan air, perubahan iklim, penurunan resiko bencana.

Dalam kongres ini juga menghimpun semua komitmen, inisiatif-inisiatif baru, dan ide-ide yang muncul pada saat jalannya kongres ke dalam satu kesepakatan yaitu The Hawai’i Commitments. Komitmen ini merupakan ekspresi semangat capaian yang muncul pada kongres baik pada acara formal maupun informal dan menggambarkan komitmen yang diperlukan untuk melakukan aksi konservasi yang diharapkan dapat dilaksanakan selanjutnya sesuai dengan tema kongres ’Planet At The Crossroads”.

Forum yang merupakan wadah untuk berdiskusi mengenai tekanan terbesar dunia untuk konservasi dan tantangan pemanfaatan berkelanjutan. Forum ini terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:

  1. High level dialogue
  2. Conservation Case
  3. Workshop
  4. Knowledge Cafe
  5. Poster
  6. Conservation campus
  7. Pavilions (Species Conservation, Ocean & Island, Business and Biodiversity,Water, Protected Planet, Forest, Nature for All).

Indonesia berperan aktif dalam kegiatan forum IUCN antara lain :

  1. Workshop “The Changing landscape of corporate-NGO partnership : Green Business Conserve Rich Biodiversity Areas (implementing 4P concept: Public private people partnership)” dengan panelis dari 4 institusi antara lain Indonesia (Tachrir Fathoni), The Netherlands (Erik van Zadelhoff), FFI (Pippa Howard), dan  Corporate (KoAnn Vikoren).
  2. Knowledge CaféBalancing the Needs for Conserving and Consuming Marine Endangered, Threatened and Protected Species”;
  3. Species Conservation Pavilion “Quartet at the Crossroads: Overcoming Challenges in Conserving Tigers, Elephants, Rhinos, and Orangutans”;
  4. Business and Biodiversity Pavilion “A Partnership for Real Change: Two Landscape Approach from APRIL Group and the Zoological Society of London in Indonesia”, serta
  5. serta 8 judul Poster yang presentasikan dalam rangkaian kongres tersebut.

 

Selain itu, Indonesia juga berpartisipasi pada exhibition dengan nama Rumah Indonesia yang bertema “Conservation  Beyond  Protected  Areas:  Indonesia’s Experiences  and  Challenges”. Agenda Rumah Indonesia terdiri dari diskusi terkait pendanaan kawasan konservasi, pengelolaan lanskap, inovasi kebijakan, kemitraan (Public Private Partnership), perdagangan tumbuhan dan satwa liar, pengelolaan kawasan konservasi laut. Kegiatan Rumah Indonesia diikuti oleh Instansi Pemerintah (Ditjen KSDAE-KLHK, Ditjen PRL-KKP, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan), NGO (Yayasan Owa Jawa, WCS, WWF, ZSL, RARE), IPB, Pemerhati Musang, dan Pihak Swasta.

/assets/uploads/The%20Hawaii%20Commitments.pdf

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini