Launching Kawasan Wisata Pattunuang, Dirjen KSDAE Puji Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Senin, 22 Maret 2021

Maros, 22 Maret 2021. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE), Wiratno, membuka secara resmi Kawasan Wisata Pattunuang, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) pada Sabtu, 20 Maret 2021. Kawasan wisata ini  menyuguhkan panorama karst berpadu sungai yang mengalir sepanjang tahun. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung sendiri memiliki kekayaan alam berupa ekosistem karst yang sangat unik nan langka. Lanskap menawan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Panorama bukit kapur dengan beragam potensinya sangat potensial menjadi objek wisata alam.

Kepala Balai Taman Nasonal Bantimurung Bulusaraung, Yusak Mangetan menyampaikan "Kami telah melakukan pengembangan fasilitas wisata di Kawasan Wisata Pattunuang secara besar-besaran pada kurun waktu 2018 s.d 2020. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkas Yusak.

“Fasilitas yang kami bangun di antaranya Sanctuary Tarsius Fuscus, Via Ferrata, Sky Camp, dan Sky Walk. Kami juga membangun jembatan gantung menuju via ferrata. Termasuk membenahi area berkemah di Bisseang Labboro,” tambah Yusak.

Dalam sambutannya, Wiratno mengapresiasi kinerja Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. “Saya salut dengan kinerja Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang mampu mengembangkan kawasan wisatanya melalui intervensi pembiayaan yang berasal dari SBSN. Semoga Kawasan Wisata Pattunuang mampu menjadi primadona masyarakat Sulawesi Selatan.”

Menurut Dirjen KSDAE, apa yang dilakukan Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraug ini adalah wujud kemandirian ekonomi yang tetap memerhatikan budaya-budaya setempat. Hal ini sejalan dengan nawacita Presiden Republik Indonesia untuk membangun Indonesia mulai dari pinggiran. Karenanya tak heran jika pengembangan Pattunuang juga menggandeng masyarakat sekitar dalam pengelolaannya ke depan.

Lebih lanjut Wiratno juga mengajak kita untuk menjaga kelestarian alam. “Alam dan makhluk hidup lainnya telah Tuhan ciptakan terlebih dahulu. Kemudian datanglah manusia seolah menjadi penguasa. Raja hutan bukan lagi harimau, melainkan manusia. Karena manusia begitu serakah, memakan segalanya,” ujar Wiratno, Dirjen KSDAE dalam sambutannya. Ia memberi perumpaan bahwasanya manusialah penyebab kerusakan alam. Karenanya jika bumi ingin tetap ramah, manusia harus menyadarinya. Manusia harus memahami bahwa ia juga adalah tamu, dan harus turut menjaga kelestarian alam.

Dirjen KSDAE juga memberikan sejumlah penghargaan kepada Kelompok masyarakat desa binaan, penggiat konservasi, mitra kerja serta champion konservasi untuk petugas taman nasional. Sedikitnya 100 undangan hadir pada peresmian kawasan wisata Pattunuang yang berlangsung di lokasi terbuka ini dengan undangan yang berasal dari mitra taman nasional, pemerintah setempat, dan sejumlah tokoh masyarakat.

Fasilitas yang telah terbangun menjadi sarana mempermudah wisatawan menikmati alam Pattunuang. Bagi mereka yang ingin mengenal lebih dekat dengan primata terkecil di dunia, mereka bisa mengunjungi sanctuary. Mengenal lebih dekat dengan salah satu satwa endemik Sulawesi Selatan, Tarsius fuscus. Bagi penikmat petualang memanjat tebing via ferrata adalah jawabannya.

Pattunuang menyediakan beragam spot foto kece yang instagramable. Bisa bergaya di Bislab Suspension Bridge, berpose di menara jalan trail dengan latar belakang karst tak kalah serunya. Jalan trail di sisi Sungai Pattunuang juga begitu menariknya. Pokoknya Pattunuang patutlah dikunjungi.

Dirjen KSDAE bersama rombongan juga berkesempatan mengunjungi perpustakaan dan depo arsip Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Kedua fasilitas ini berada di gedung Pusat Informasi Bantimurung. Gedung berlantai dua yang merupakan hibah dari JICS untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pusat informasi ini berada di Kawasan Wisata Bantimurung.

Semoga dengan berkembangnya Kawasan Wisata Pattunuang memberi dampak positif. Tak hanya PNBP yang meningkat, namun juga terbukanya lapangan kerja bagi warga sekitar. Pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan wisata.

Sebagai informasi, pelaksanaan peresmian kawasan wisata ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Panitia melakukan pengecekan suhu tubuh, menyiapkan sarana cuci tangan, dan hand sanitizer. Panitia acara juga selalu mengingatkan untuk selalu menjaga jarak. 

Sumber: Ramli dan Taufiq Ismail – PEH Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini