Sabtu, 31 Agustus 2024 BBKSDA Sulawesi Selatan
Yogyakarta, 27 Agustus 2024 – Tim Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan (BBKSDA Sulsel) melaksanakan kegiatan pembelajaran pengembangan wisata alam pendakian gunung di Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Gunung Merbabu pada tanggal 27-28 Agustus 2024. Tim terdiri atas pejabat struktural BBKSDA Sulsel, pejabat fungsional, fasilitator desa, tenaga teknis Forest Programme (FP) IV dan Programme Executing Agency (PEA) FP IV Mamasa Watershed Sulawesi.
Pada tanggal 27 Agustus tim BBKSDA Sulsel berkunjung ke kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan diterima oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Ahmadi, S.Hut., dengan agenda sharing pembelajaran pengelolaan wisata alam TNGM. Ahmadi menyampaikan bahwa “dalam pengelolaan wisata gunung harus banyak teman, jejaring kerja, dan berkolaborasi dengan banyak pihak terkait”. Hal ini mengingat wisata gunung di TNGM dengan vulkanik-nya yang aktif, di lapangan menghadapi fenomena alam berupa erupsi gunung sehingga dinamika pengelolaan Kawasan mempertimbangkan relasi antara manusia dengan gunung. Banyak hal yang memerlukan upaya mitigasi bencana, seperti aktifitas vulkanik, kecelakaan pendakian, kebakaran hutan, dan sebagainya. Untuk itu pelibatan para pihak seperti Basarnas, kepolisian, BPBD, masyarakat sekitar kawasan, serta kelompok pencita alam mutlak dibutuhkan.
Selanjutnya tim BBKSDA Sulsel melakukan kunjungan lapangan ke salah satu lokasi wisata alam Plunyon. TNGM mengembangkan beberapa wisata alam andalan seperti air terjun Tlogo Muncar, glamping dan camping ground di Jurang Jero, ekoeduwisata, Kali Kuning, Deles Indah, dan forest therapy di Sapuangin.
Pada tanggal 28 Agustus 2024, Tim BBKSDA Sulsel melakukan kunjungan ke Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) yang berada di Kabupaten Boyolali, diterima oleh Kasubag Tata Usaha TNGMb, Nurpana, S.Hut. Jajaran TNGMb menyampaikan apresisasi atas kehadiran tim BBKSDA Sulsel dalam rangka sharing pengalaman dan pembelajaran pengelolaan wisata alam Gunung. Dalam penjelasan tim TNGMb menekankan bahwa dalam membangun wisata pendakian gunung harus menggandeng semua para pihak untuk bersama-sama bersepakat berperan dalam bidang masing-masing serta bersepakat untuk berkolaborasi. Selain itu, perlu survei lapangan, analisa daya dukung dan daya tampung, kesiapan petugas lapangan, survei jalur, dan menentukan titik-titik pendakian yang memungkinkan.
Taman Nasional Gunung Merbabu telah menerapkan pengelolaan wisata alam secara digital, dengan membangun budaya kerja responsif, membuat jargon atau slogan untuk membangun kebersamaan, kekompakan dan soliditas.
Pembelajaran yang dilakukan oleh tim BBKSDA Sulsel bermaksud untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) yang berada di bawah pengelolaan BBKSDA Sulsel. Sedangkan tujuannya adalah untuk: (a) Meningkatkan pengetahuan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam pengelolaan pariwisata alam secara kolaboratif dan berkelanjutan berbasis alam dan kebudayaan; (b) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan pariwisata alam secara kolaboratif dan berkelanjutan berbasis alam dan kebudayaan; serta (c) Meningkatkan jejaring kerja kerja (antar pemerintah, antar pengelola, antar mitra swasta dan masyarakat) dalam pengelolaan pariwisata alam secara kolaboratif dan berkelanjutan berbasis alam dan kebudayaan.
Latar belakang dipilihnya lokasi pembelajaran di TNGM dan TNGMb antara lain karena adanya kesamaan karakteristik TNGD yang dikelola oleh BBKSDA Sulsel berupa wilayah pegunungan dengan wisata alam pendakian berbasis alam dan budaya.
Sumber: Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan (SIARAN PERS Nomor : SP.37/K.8/TU/Humas/08/2024)
Call Center BBKSDA Sulsel:08114600883
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0