Upaya Konservasi Keluarkan TRHS dari Daftar Warisan Dunia Dalam Bahaya, Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Kunjungi TNGL

Jumat, 27 Januari 2023

Medan, 27 Januari 2023. Pada tahun 2004, UNESCO menetapkan 3 (tiga) Taman Nasional (TN) di Pulau Sumatra, TN Gunung Leuser, TN Kerinci Seblat dan TN Bukit Barisan Selatan sebagai Situs Warisan Alam Dunia Tropical Rainforest Heritage of Sumatra (TRHS).

Tahun 2011, UNESCO memasukan TRHS ke dalam List of World Heritage in Danger (Situs Warisan Dunia Dalam Bahaya), akibat adanya kegiatan-kegiatan yg berpotensi menggangu nilai penting TRHS. Sejak saat itu, Pemerintah Indonesia dibantu oleh Komite Warisan Dunia menyusun dan melaksanakan rencana aksi dalam rangka upaya mengeluarkan TRHS dari List of World Heritage in Danger yang dituangkan dalam Dokumen Desired State of Conservation for Removal atau disebut DSOCR.

Dalam rangka menghimpun gagasan dan informasi mengenai upaya sistematis melestarikan warisan alam dunia Indonesia, serta strategi mempercepat keluarnya TRHS dari List of World Heritage in Danger, telah dilaksanakan Kunjungan Kerja Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Prof. Ismunandar ke TN Gunung Leuser pada Jumat (27/1). Kunjungan Duta Besar Ismunandar didampingi oleh Bapak Sekjen KLHK, Dr.Ir.Bambang Hendroyono, MM, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Ir. Jefry Susyafrianto,MM. 

Pada kunjungan ini, Prof. Ismunandar melihat langsung upaya-upaya konservasi yang sudah dilakukan Balai  Besar TNGL dalam rangka melindungi nilai penting TNGL sebagai TRHS, seperti Pusat Latihan Gajah di Tangkahan, Resort Cinta Raja dan berdiskusi dengan para pihak di Bukit Lawang.

Kepala Balai Besar TNGL  U. Mamat Rahmat menyampaikan telah melakukan banyak upaya untuk mengeluarkan TNGL dari List of WH in danger, diantaranya melakukan monitoring rutin, indentifikasi individu, serta kerjasama dengan multipihak. Keberhasilan upaya-upaya tersebut terlihat dari peningkatan tutupan lahan, banyaknya tanda-tanda satwa baru, tidak ada pembangunan jalan baru serta tidak ada pertambangan dalam kawasan. Mamat juga menyampaikan apresiasinya kepada tim patroli serta masyarakat yang pantang menyerah melakukan tugasnya di lapangan

Prof Ismunandar berterima kasih atas undangan Ibu Menteri LHK untuk berkunjung ke TRHS dan mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan oleh TNGL, TNBBS dan TNKS sebagai satu cluster situs warisan alam dunia TRHS.    "Upaya-upaya tersebut dapat disusun dalam sebuah laporan terpadu untuk 3 taman nasional sebagai satu kesatuan TRHS, yang dilengkapi dengan data time series", kata Prof. Ismunandar. Laporan ini yang akan digunakan sebagai bagian dari dokumen yang akan ditelaah oleh komite warisan dunia dalam rangka penilaian berkala  TRHS. Prof Ismunandar juga menyampaikan proses boundary modification TRHS yang selalu disarankan UNESCO pada beberapa keputusan sidang komite.

Sekjen KLHK, Bambang Hendroyono menyampaikan bahwa proses boundary modification sedang dilakukan. "Penting untuk menggunakan pendekatan scientific based, practical dan evidence based dalam pengelolaan TRHS"

 

Sumber: Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser

Informasi lebih lanjut: Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser - U. Mamat Rahmat 

Penanggung jawab berita: Kepala Urusan Perencanaan, Perlindungan dan Pengawetan - Ahtu Trihangga

Website: www.tngunungleuser.menlhk.go.id dan www.gunungleuser.or.id

Youtube: Taman Nasional Gunung Leuser

Facebook| Twitter: @tnleuser

Instagram: bbtn_gunungleuser

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4.5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini