Peneliti BRIN Eksplorasi Biji dan Kajian Habitat di Cagar Alam Pulau Sempu

Jumat, 03 Juni 2022

Malang,  2 Juni 2022 – Balai Besar KSDA Jawa Timur (Resort Konservasi Wilayah  21 Pulau Sempu), tanggal 27 Mei 2022 sampai dengan 2 Juni 2022 menerima tim Peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan – BRIN (Kebun Raya Bogor). Kedatangan tim yang beranggotakan 4 orang tersebut dalam rangka penelitian “Eksplorasi biji dan kajian habitat jenis tumbuhan di Cagar Alam Pulau Sempu”. Sebelum datang ke Cagar Alam Pulau Sempu tim peneliti telah mengurus SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) dan Izin Akses Sumber Daya Genetik di Balai Besar KSDA Jawa Timur.

Menurut: Dodo ketua tim peneliti, bahwa penelitian ini dilatar belakangi adanya, informasi keanekaragaman spesies dan koleksi dari pulau-pulau kecil di Indonesia masih sangat kurang. Inventarisasi tumbuhan di pulau kecil di sekitar Pulau Jawa akan melengkapi daftar spesies rekaman baru sekaligus mengkonfirmasi keberadaan spesies langka yang sudah hampir punah di Pulau Jawa seperti Dipterocarpus littoralis, Shorea javanica, dan Anisoptera costata.

Terpilihnya Pulau Sempu, sebagai lokasi penelitian karena Pulau seluas 877 ha ini sebagai kawasan Cagar Alam sesuai dengan SK. GB Nomor: 46 Stbld No. 69 tanggal 15 Maret 1928, merupakan pulau kecil dengan keanekaragam hayati yang cukup tinggi, mempunyai karakteristik hidrologi, serta kekayaan flora dan fauna yang khas. Selain itu Pulau Sempu mempunyai keunikan dengan lima tipe ekosistem berbeda yang saling terkait satu sama lain yaitu ekosistem hutan tropis dataran rendah, ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan pantai, ekosistem danau dan ekosistem karst.

Adapun tujuan penelitian ini: 1). Menggoleksi spesies tumbuhan sebanyak minimal 22 nomor koleksi biji tumbuhan asli, endemik atau langka di Cagar Alam Pulau Sempu. 2). Memperoleh minimal 5 paket data mikroklimat habitat 5 spesies target untuk diaplikasikan dalam pengembangan metode perkecambahan.

Metode penelitian: untuk pengoleksian biji tumbuhan target dengan jelajah. Untuk pengambilan data populasi dan habitat spesies target menggunakan metode purposive sampling dengan survey awal menjelajahi kawasan, mencari populasi spesies tersebut. Untuk area dengan ukuran populasi terbesar dilakukan pengambilan data di dalam plot-plot studi berukuran 5x5 m2 meliputi: pH tanah, suhu, kelembaban, kemiringan, ketinggian, ketebalan serasah, naungan dan intensitas cahaya.

Penelitian eksplorasi biji dan kajian habitat jenis tumbuhan selama 6 hari memperoleh hasil berupa material buah/ biji dan herbarium sejumlah 28 jenis tumbuhan antara lain: Lempeni (Ardisia humilis); Akar air (Arytera sp).; Malaman (Allophylus cobbe); Kalak tiripan akar (Artobotris hexapetalus); Api-api (Avicennia alba); Popoan (Buchanania arborescens); Besole (Cydenanthus excelsus); Kacangan (Derris scandens); Kayu hitam (Diospyros ferrea); Setese (Flacourtia indica); Mundu (Garcinia dulcis); Lamer/mareme (Glochidion arborescens); Jambu kete Glochidion littorale; Jati pasir (Guettarda speciosa); Tanjang (Heritiera littoralis); Waru laut Hibiscus tiliaceus; Triwulan (Maranthes corymbosa); Tutu lancur (Macaranga tanarius); Delek jambu (Memecylon caeruleum); Kendarahan (Myristica teysmannii); Nyampo kete (Nauclea havilandii); Hulu ongko (Paratocarpus venenosa); Sogo (Peltophorum pterocarpum); Kalak (Polyalthia laterflora); Polong (Sophora tomentosa); Joho (Terminalia bellirica); Laban (Vitex pinnata); Jombok (Xylocarpus moluccensis).

Hasil penelitian ini penting sebagai bahan rekomendasi dalam upaya-upaya konservasi khususnya tumbuhan langka terancam di Pulau Jawa dan pulau-pulau di sekitarnya. Upaya konservasi in-situ tumbuhan perlu dipadukan dengan konservasi ex-situ agar dapat berpacu dengan waktu mencegah kepunahan spesies tumbuhan.  Konservasi in-situ sudah dilakukan di taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman hutan raya yang berfungsi untuk konservasi alam, perlindungan flora dan fauna, preservasi habitat dan pemanfaatan keanekaragaman hayati serta ekosistem secara berkelanjutan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Untuk konservasi ex-situ tumbuhan dilakukan kebun raya sebagai lembaga konservasi yang berperan mengkoleksi dan menanam spesies tumbuhan terpilih dilengkapi dengan data dokumentasi dan registrasi. Konservasi ex-situ dalam bentuk kebun raya dapat menjadi cadangan penting bagi konservasi in-situ dan menjadi sumber material untuk kegiatan-kegiatan konservasi meliputi perbanyakan, domestikasi dan reintroduksi.

Sumber: Hari Purnomo – Polisi Kehutanan Madya Balai Besar KSDA Jawa Timur

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini