Perhutanan Sosial Kemitraan Konservasi Desa Cibuntu Penyangga TN Gunung Ciremai

Senin, 22 Oktober 2018

Cibuntu, 20 Oktober 2018. Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada Sabtu (20/10) bertempat di daerah penyangga desa wisata Cibuntu didaulat sebagai tuan rumah pada acara “Gerakan Aksi Mitra Lingkungan untuk Perhutanan Sosial” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL).

Dalam kegiatan tersebut hadir Direktur Jenderal PSKL, Dr. Bambang Supriyanto, Direktur Kemitraan Lingkungan Jo Komaladewi, Kepala Balai TNGC Kuswandono, unsur Pemerintah Daerah, Perhutani, para penggiat lingkungan sewilayah tiga Cirebon, LSM dan Mitra Pengelola Gunung Ciremai serta tuan rumah, Kepala Desa Cibuntu.

Dalam kesempatan pertama Kepala Balai TNGC menyampaikan di kawasan TNGC bentuk kolaborasi pengelolaan dengan masyarakat telah terjalin dengan baik. Salah satu bentuk perhutanan sosial adalah dengan memberikan ijin jasa kepada 64 pengelola wisata di sekitar desa penyangga.

Diharapkan pola kemitraan pemberian ijin jasa ini memperoleh pengakuan perlindungan kemitraan konservasi (KULIN KK) di kawasan konservasi karena dalam pengelolaan aspek ekologis, sosial budaya dan ekonomi telah berjalan.

Direktur Jenderal PSKL, Dr. Bambang Supriyanto dalam sambutan dan arahannya, merasa sangat gembira karena aplikasi perhutanan sosial di desa Cibuntu telah berjalan dengan baik dan patut dicontoh bagi wilayah lain.

Aspek konservasi merupakan bagian dari pengelolaan perhutanan sosial dan telah memberi manfaat bagi masyarakat. Selain itu disampaikan juga isu lingkungan yang harus kita perhatikan yaitu “Green dan Brown”.

"Green" merupakan bagian hulu, yaitu kawasan hutan yang harus tetap terjaga kelestarianya baik sebagai fungsi perlindungan, pengawetan "flasma nutfah" agar memberi manfaat bagi daerah sekitarnya.

"Brown" merupakan bagian hilir atau daerah penyangga di luar kawasan hutan. Hal ini terkait dengan prilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Sebagai contoh, pengelolaan sampah harus lebih bijak dan lebih efektif. Ada tiga kiat bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah yaitu "reduce". Meminimalkan atau mengurangi penggunaan bahan yang berpotensi menimbulkan sampah terutama plastik.

"Reuse" atau menggunakan kembali bahan bahan yang telah ada dan "Recycle" penggunaan bahan bahan yang mudah di daur ulang.

Semoga dengan kegiatan ini kesadaran masyarakat akan lingkungan lebih meningkat, mulai dari diri sendiri. Dari hari ini dan dari yang hal kecil. "Head, heart, and hand". Ayo kita jaga kelestarian alam dengan melakukan hal yang baik dan benar. Salam lestari [teks © Agus Yuda, foto © koesky - BTNGC, video © Ditjen PSKL | 102018]

Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Belum terdapat komentar pada berita ini