Pers Release
3rd Asia-Pacific Rainforest Summit 2018 Indonesia akan Kirimkan Jenis Bambu Terbaik dalam Kerjasama

SIARAN PERS

Nomor : SP.218/HUMAS/PP/HMS.3/04/2018 

3rd Asia-Pacific Rainforest Summit 2018

Indonesia akan Kirimkan Jenis Bambu Terbaik dalam Kerjasama Kehutanan Dengan Fiji

 

Yogyakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 24 April 2018. Capaian Indonesia dalam membangun kelestarian alam dan usaha dalam bidang kehutanan mendapat apresiasi dari banyak negara. Setelah dua negara Kongo akan belajar mengelola lahan gambut yang berkelanjutan, kali ini Fiji akan belajar dari Indonesia terkait pengelolaan hutan.

Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Fiji berlangsung di sela kegiatan Asia-Pacific Rainforest Summit (APRS) ke-3 di Yogyakarta (24/4/2018), yang melanjutkan hubungan diplomatik sejak tahun 1974. Dalam pertemuan tersebut, Menteri LHK, Siti Nurbaya dan H.E. Osea Naiqamu, Menteri Perikanan dan Kehutanan, Republik Fiji, menandatangani Mutual of Understanding (MoU) Kerjasama Bidang KehutananInisiasi kerjasama ini telah dimulai sejak dua tahun yang lalu, dan secara resmi terwujud pada hari ini.

Adapun kerjasama bidang kehutanan ini akan membuat Indonesia lebih banyak membagi pengelolaan hutan lestari serta pemanfaatan hasil hutan termasuk pemanfaatan teknologi kayu dan non kayu, perdagangan kayu legal, pengembangan energi biomassa serta penelitian dan pengembangan bidang kehutanan.

Implementasi dari MoU tersebut antara lain adalah upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia seperti pengembangan ketrampilan mengukir dengan memanfaatkan limbah kayu. Pelatihan mengukir kayu tersebut rencananya akan mengundang ahli ukir yang berasal dari desa Cekik, Bali.

Fiji tertarik untuk membudidayakan bambu di sana, namun mereka mengharapkan Indonesia dapat memberikan contoh bambu dengan genetik yang baik. KLHK telah melakukan penelitian terhadap jenis bambu yang cocok ditanam di kepulauan Fiji, dan jenis tersebut terdapat di Yogyakarta. Oleh karena itu, Menteri LHK mengundang delegasi Fiji ini untuk melihat secara langsung jenis bambu yang layak tersebut.

Implementasi lainnya adalah berupa bimbingan teknis mengenai rehabilitasi lahan. Kedutaan Fiji pernah mengindikasikan permintaan bantuan teknik rehabilitasi lahan untuk mencegah bencana longsor. Siti Nurbaya memahami bahwa sebagai negara kepulauan layaknya Indonesia, Fiji juga rentan akan bencana.

“Saya percaya bahwa tidak mudah bagi Fiji untuk mengelola sumber daya alam untuk melindungi hutan untuk mencegah bencana.”, tutur Siti Nurbaya.

H.E. Osea Naiqamu menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada Menteri LHK atas kerjasama ini. Beliau juga menantikan Fiji dan Indonesia dapat mengimplementasikan kerjasama lainnya pada masa mendatang.(*)

Penanggung jawab berita:

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

Djati Witjaksono Hadi – 081375633330