Wabah COVID-19 Berdampak pada Suplai Pakan dan Obat-Obatan Bekantan

Kamis, 09 April 2020

BANJARBARU, 7 April 2020 – BKSDA Kalsel menggelar rapat bersama Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) via aplikasi zoom terkait dampak wabah virus corona terhadap kegiatan rehabilitasi bekantan di kandang rehabilitasi SBI. Rapat virtual ini diikuti KSBTU, Kepala SKW 2 Banjarbaru, Koordinator urusan KKH dan tim serta SBI yang diikuti oleh Amelia Rezeki dan Fery. Rapat dipimpin langsung oleh Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan.

Dalam rapat tersebut, Ketua SBI, Amalia Rezeki menyampaikan bahwa dengan adanya kebijakan pemerintah memperketat aktivitas ruang gerak warga khususnya di Banjarmasin, berdampak pada suplai pakan dan obat-obatan bagi Bekantan. Selain itu keterbatasan APD bagi crew SBI juga menjadi permasalahan tersendiri. “Untuk pakan bekantan, yang biasa dapat kami peroleh di pasar, saat ini susah untuk mendapatkannya karena beberapa pasar tradisional dan pedagang tidak berjualan. Obat-obatanpun seperti vitamin stoknya semakin berkurang di apotek. Terkait dengan APD yang  menghilang dari pasaran seperti masker, alkohol dan hand sanitizer juga menjadi permasalahan kami karena itu merupakan kelengkapan keselamatan crew kami.” Begitu keluh Amel.

Lebih lanjut SBI juga menyampaikan terdapat dua model Bekantan di kandang rehabilitasi, yang pertama yaitu bekantan bekas peliharaan, dimana untuk jenis ini pakan bekantan masih bisa diatasi. Yang kedua adalah bekantan hasil evakuasi dari alam. Model bekantan yang kedua ini yang terkendala pakan, karena pakan berupa pucuk-pucuk daun seperti kelakai yang biasa dijual di pasar tradisonal makin susah didapat.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Kepala Balai KSDA Kalsel, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc menanyakan kepada SBI kondisi bekantan yang siap lepasliar dan yang masih perlu direhabilitasi. Kepala Balai menyampaikan bahwa untuk bekantan yang sudah siap lepasliar sebaiknya segera dilakukan, dan kemudian perlu segera dicari lokasi pelepasliaran dalam waktu dekat sehingga permasalahan dapat segera teratasi.

Saat ini Suaka Margasatwa Pulau Kaget menjadi alternatif lokasi pelepasliaran karena pertimbangan habitat dengan pakan yang cukup melimpah serta luasan yang masih cukup memadai untuk menampung populasi bekantan yang sudah ada maupun penambahan hasil lepasliar. Kepala Balai mengapresiasi kepada SBI atas konsennya yang cukup baik terhadap maskot Kalimantan Selatan ini, serta koordinasi yang baik perlu terus dibangun antara instansi pemerintah maupun LSM dalam menghadapi pandemi wabah ini. (ryn)

Sumber: Titik Sundari, S.Hut (PEH BKSDA Kalsel)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini