Masyarakat Adat Kampung Sereh Dukung Pemulihan Ekosistem Cagar Alam Pegunungan Cycloop

Selasa, 19 November 2019

Jayapura, 13 November 2019. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua bersama USAID Lestari menyelenggarakan sosialisasi perlindungan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Sosialisasi berlangsung di para-para adat Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada Rabu (13/11). Pihak-pihak yang hadir antara lain perwakilan instansi-instansi terkait, kepala Kampung Sereh, tokoh-tokoh adat, tokoh pemuda setempat, Masyarakat Mitra Polhut, dan masyarakat adat.

Secara umum masyarakat adat Kampung Sereh dan sekitarnya memberikan dukungan terhadap rencana pemulihan ekosistem Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Carlos Assa, salah satu tokoh adat Kampung Sereh menyatakan dalam sambutannya, “Dulu Cycloop tidak seperti ini. Dulu para orang tua kami sangat patuh dengan aturan adat. Kami tidak pernah melanggar batas di dalam Pegunungan Cycloop ini. Orang tua kami katakan batas sampai di sini, semua patuh, tidak akan masuk lebih ke dalam lagi. Dulu kami bisa minum air Cycloop hanya dengan tunduk kepala ke sungai, lalu minum air yang jernih dan segar. Tapi sekarang tidak bisa lagi. Cycloop sekarang sudah lain. Untuk itu kami sangat mendukung perlindungan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.”

Sementara Kepala Kampung Sereh, Steven Eluay, juga menyatakan dukungan terhadap perlindungan dan rencana pemulihan ekosistem di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, terutama yang berbatasan dengan Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. Ia mengharapkan dapat terjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak-pihak terkait dengan pemerintah Kampung Sereh, sehingga rencana pemulihan ekosistem di dalam Kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dapat berjalan sesuai harapan. “Dalam musrenbang kampung, kami juga membawa topik Cagar Alam Pegunungan Cycloop, bagaimana perlindungannya, bagaimana tindakan nyata di lapangan,” ungkap Steven.

Dalam sosialisasi ini menyajikan tiga materi. Pertama, sosialisasi pemulihan ekosistem Cagar Alam Pegunungan Cycloop, disampaikan oleh Danial Idris, Pengendali Ekosistem Hutan, Balai Besar KSDA Papua. Kedua, rencana pemulihan ekosistem disampaikan oleh Ronal Luhulima dari BPDASHL Memberamo. Ketiga, peran adat di dalam mengurangi ancaman di Cagar Alam Pegunungan Cycloop, disampaikan oleh Tiffani Mnumumes dari USAID Lestari.

Danial Idris menyatakan, dirinya sebagai Pengendali Ekosistem Hutan merasa menanggung beban moral yang sangat berat apabila terjadi kerusakan ekosistem hutan, terutama di wilayah kerjanya. Di dalam materinya, Danial menyampaikan bahwa masyarakat perlu mengetahui prosedur pemulihan ekosistem. Di dalam kawasan cagar alam, termasuk di Pegunungan Cycloop, hanya bisa ditanami jenis-jenis pohon endemik. Spesies apa pun yang berasal dari luar kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop tidak boleh ditanam di dalamnya. Demikian pula perlakuan terhadap satwa. Ini merupakan bagian dari prosedur pemulihan ekosistem.

Melanjutkan materi yang disampaikan Danial, Ronal Luhulima menyatakan, rencana pemulihan ekosistem di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dalam rentang waktu empat tahun ke depan, dimulai sejak 2019, memerlukan sekitar 1,5 juta bibit pohon. Dalam pelaksanaan pemulihan ekosistem tersebut akan melibatkan masyarakat adat setempat, termasuk dalam penyediaan bibit tanaman.

Sementara Tiffani menyampaikan, salah satu cara menjaga kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dari perambahan adalah dengan menyusun Peraturan Kampung. Di dalamnya dapat menerakan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam kawasan cagar alam. Peraturan tersebut juga dapat menjadi dasar bagi masyarakat untuk menindak tegas indivudu-individu yang melakukan pelanggaran di dalam kawasan cagar alam.

Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, S. Hut., M. Si., menyampaikan, “Kita sudah merangkum data kawasan berdasarkan survei lapangan. Kawasan-kasawan yang mengalami degradasi sudah terpetakan, dan itu nanti yang menjadi prioritas dalam pemulihan ekosistem. Harapannya, pemulihan ekosistem nanti akan melibatkan seluruh komponen, termasuk masyarakat adat yang bersentuhan langsung dengan kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop. Mudah-mudahan semua rencana tersebut dapat berjalan dengan baik sehingga capaian yang kita harapkan berupa pemulihan ekosistem Cagar Alam Pegunungan Cycloop dapat tercapai optimal.” (djr)

Sumber: Balai Besar KSDA Papua

Call Center: 0823-9802-9978        

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini