Pengecekan Dugaan Konflik Manusia dengan Satwa Liar di Musi Rawas Utara

Selasa, 25 Juni 2019

Palembang, 25 Juni 2019. Balai KSDA Sumatera Selatan memperoleh informasi melalui call center pada Selasa, 18 Juni 2019 bahwa sehari sebelumnya, tepatnya Senin tanggal 17 Juni 2019 telah terjadi dugaan konflik satwa liar dengan manusia. Seorang petani karet di Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara bernama Aisyah Juminten (61 tahun) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di kebun karet diduga karena serangan binatang buas. Dugaan ini muncul karena saat pertama kali ditemukan oleh masyarakat kondisi korban penuh luka seperti cakaran dan gigitan di area kepala.

Dalam kesehariannya korban memang mengerjakan kebun karet yang menjadi lokasi kejadian. Menurut penuturan keluarga, pagi itu seperti biasa korban berangkat pukul 07.00 WIB dari rumah menuju kebun yang berjarak sekitar 1 km dari pemukiman warga. Biasanya pukul 15.00 WIB korban sudah kembali dari kebun, akan tetapi hari itu berbeda. Hingga akhirnya, sekitar pukul 17.00 WIB keluarga berinisiatif mengajak masyarakat sekitar untuk mencari korban di areal kebun. Sekitar pukul 20.00 WIB korban baru ditemukan oleh masyarakat dalam kondisi meninggal dunia di dalam kebun garapannya. Menurut masyarakat, kuat dugaan bahwa korban meninggal dunia sebelum pukul 11.00 WIB apabila melihat kondisi luka dan baru sekitar 20 (dua puluh) batang karet yang disadap oleh korban.

“Aisyah Juminten meninggal karena diserang oleh harimau”, begitu kira-kira informasi yang tersebar di beberapa berita online dan cerita dari masyarakat saat Tim BKSDA Sumatera Selatan berdiskusi dengan perangkat dan masyarakat Desa Sungai Jernih. Satwa yang diduga menyerang korban mengerucut pada 2 (dua) jenis, yaitu harimau dan beruang. Akan tetapi, pada saat Tim BKSDA Sumatera Selatan bersama masyarakat melakukan pengecekan di sekitar lokasi kejadian tidak ditemukan adanya tanda-tanda keberadaan satwa liar yang diduga menyerang korban tersebut. Selain itu, masyarakat selama ini juga belum pernah bertemu ataupun melihat kemunculan satwa-satwa yang dimaksud baik di sekitar permukiman maupun di areal kebun milik warga. Oleh karena itu, BKSDA Sumatera Selatan belum bisa menyimpulkan penyebab meninggalnya korban.

Masyarakat Desa Sungai Jernih berharap permasalahan ini bisa segera dituntaskan karena saat ini mereka merasa resah dan takut untuk kembali beraktivitas di kebun. Apabila penyebabnya adalah hewan buas, mereka berharap BKSDA Sumatera Selatan bisa membantu menangkap hewan tersebut. Tim BKSDA menyampaikan bahwa apabila ada tanda-tanda kemunculan satwa liar yang dimaksud ataupun yang kira-kira berbahaya bisa segera menghubungi BKSDA Sumsel melalui Kepala Desa. BKSDA Sumsel juga menyarankan pada masyarakat agar tetap hati-hati dan waspada saat berkegiatan di kebun, memulai aktivitas setelah matahari terbit, dan beraktivitas secara bersama serta menjaga komunikasi dengan sesama warga yang kebunnya bersebelahan.

Sumber : Wahid Nurrudin - PEH Balai KSDA Sumatera Selatan

 

 

 

 

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini