Patroli RBM Mendeteksi Kehadiran Musang Sulawesi di Bogani Nani Wartabone

Kamis, 16 Mei 2019

Kotamobagu, Balai TN Bogani Nani Wartabone, 15 Mei 2019. Kegiatan monitoring satwa kunci oleh Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) berhasil mendeteksi keberadaan musang sulawesi di kawasan taman nasional ini. Musang sulawesi tertangkap kamera penjebak yang dipasang di Gunung Poniki, tercatat pada 13 April 2019 sebanyak satu kali.

Sejak 2017, Balai TNBNW telah mendeteksi kehadiran musang sulawesi sebanyak 22 kali di tiga lokasi Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN), yaitu SPTN 1 Limboto sebanyak 16 kali, SPTN 2 Doloduo sebanyak lima kali dan SPTN 3 Maelang sebanyak satu kali. Catatan kehadiran musang sulawesi ini diperoleh baik menggunakan kamera penjebak, laporan masyarakat, maupun perjumpaan langsung.

Kegiatan monitoring satwa kunci ini merupakan bagian dalam pengembangan kegiatan Resort Based Management (RBM) di TNBNW. Herman Lumenta, ketua tim monitoring yang bertugas saat ini menyatakan bahwa, “Kegiatan ini merupakan rangkaian monitoring secara menyeluruh dengan menggunakan kamera penjebak untuk kawasan TNBNW, namun kami memilih beberapa lokasi penting untuk mendalami keberadaan satwa kunci lebih lanjut dengan menggunakan kamera penjebak ini lebih intensif“.

Musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii) adalah satu-satunya ordo carnivora asli Sulawesi dan tersebar terbatas hanya pada beberapa tempat di Sulawesi Utara, Tengah, dan Tenggara. Satwa pemalu ini, menurut badan konservasi dunia IUCN, berstatus rentan (Vulnarable) akibat gangguan dan perubahan habitat, serta perburuan.

Rangkaian perjumpaaan di kawasan TN Bogani Nani Wartabone ini menambah catatan wilayah persebaran satwa ini yang memang terbatas informasinya. Perjumpaan kali ini kembali menegaskan bahwa TNBNW merupakan salah satu kawasan kunci dan terpenting bagi penyebaran musang sulawesi.

Menanggapi perjumpaan musang sulawesi ini, Kepala Balai TNBNW, Supriyanto menyatakan bahwa “Kami mengharapkan monitoring satwa kunci dengan penggunaan kamera penjebak ini dapat dilakukan secara reguler dan mendorong penelitian-penelitian lain untuk memperdalam informasi yang telah diperoleh dari kamera penjebak tersebut. Kami juga sangat mengapresiasi kerja keras seluruh staf di tingkat Resort sampai di tingkat Balai dan dukungan Mitra dalam melaksanakan RBM ini sehingga kualitas dan kuantitas data TNBNW dapat terus ditingkatkan”.

Monitoring satwa kunci dengan penggunaan kamera penjebak di kawasan TNBNW merupakan kerjasama yang dilakukan Balai dengan mitra, khususnya EPASS-project dalam pengadaan kamera penjebak ini, serta WCS-Indonesia Program dalam teknis pelaksanaannya. Saat ini telah dilakukan survei kamera penjebak di bagian timur dan barat kawasan. Dalam 2019 ini akan segera dilaksanakan survey lanjutan untuk bagian utara kawasan.

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (282.008,757 hektar) merupakan kawasan konservasi darat terluas di Sulawesi, yang berada di dua wilayah provinsi, yaitu Sulawesi Utara dan Gorontalo. Selain musang sulawesi, kawasan ini juga menjadi habitat terbaik bagi dua jenis anoa (Bubalus depressicornis dan B. quarlessi), dua jenis monyet (Macaca nigra dan M. nigrescens), babirusa sulawesi (Babyrousa celebensis), maleo (Macrocephalon maleo), julang sulawesi (Rhyticeros cassidix), dan lain-lain.

Sumber : Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini