Mengenal KEE Hutan Mangrove Mojo di Pantai Utara Jawa

Kamis, 01 Maret 2018

Kawasan ini terletak di Muara Sungai Comal, dalam wilayah Administratif Desa Mojo, Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Area berhutan Mangrove ini pada awalnya terbangun dari kegiatan rehabilitasi yang merupakan kerja sama dengan Organization for Industrial Spiritual & Cultural Advancemen (OISCA) pada tahun 1999 - 2013. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esesial berdasarkan SK Bupati Pemalang nomor 188.4/564/tahun 2017 tanggal 16 Juni 2017 dengan luas 14,5 Ha.

Kawasan tersebut diusulkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial karena memiliki potensi mangrove yang cukup baik, di mana tercatat pada tahun 2017 dari hasil survey potensi dan monitoring yang dilaksanakan oleh BKSDA Jawa Tengah terdapat 11 jenis komponen Mayor Mangrove, 2 jenis komponen Minor Mangrove, dan 6 jenis mangrove asosiasi. Jenis jenis mangrove tersebut antara lain Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Nypa fruticans, Rhizophoraapiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Sonneratia alba.

Selain itu tumbuhnya tegakan hutan mangrove di muara sungai Comal ini telah mendatangkan berbagai jenis burung. Keseluruhannya hingga tahun 2017 telah teridentifikasi sebanyak 46 jenis burung, yang di antaranya adalah 7 jenis burung migran yang telah singgah di Hutan mangrove ini. Jenis Jenis burung migrant yang tercatat yaitu Bangau Bluwok (Mycteriacinerea), Blekok China (Ardeolabaccus), Cikalang Christmas (Fregata andrewsi), Cikrak kutub (Phylloscopus borealis), Elang tiram (Pandion haliaetus), Ibis cucuk Besi (Threskiornis melanochepalus), dan Jalak china (Sturnus sturnius). Sementara itu jenis jenis burung yang menggunakan habitat di Hutan Mangrove Mojo untuk berbiak, antara lain jenis-jenis Cangak dan Kuntul, terdiri dari Cangak Abu (Ardea cinerea) dan kuntul putih (Egretta alba danEgretta garzetta).

Pada tataran pengelolaannya, KEE ini telah melalui berbagai tahapan sejak tahun 2013. Tahapan tersebut meliputi survey identifikasi potensi dan penyampaian usulan sebagai KEE pada tahun 2013 serta fasilitasi pembentukan forum kolaborasi pengelolaan pada tahun 2014.

BKSDA Jawa Tengah secara kontinu melaksanakan fasilitasi pengelolaan KEE ini, berkoordinasi dengan stakeholder terkait di antaranya yaitu BPH Wilayah V DLHK Provinsi jawa Tengah dan DLH Kab. Pemalang. Pengelolaan Kawasan Ekostem Esensial ini juga telah dicanangkan oleh Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial sebagai role model pengelolaan KEE Mangrove dalam rangka penguatan kelembagaan dan pengembagan ekowisata mangrove.

Tahapan yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 yaitu penyusunan zonasi untuk arahan teknis pengelolaan KEE Mojo dalam rangka mendukung pengembagan ekowisata. Pengelolaan KEE ini akan terus mencari arah pengelolaan yang efektif agar upaya Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan secara lestari dapat terwujud dalam area perlindungan KEHATI ini.

Sumber : Balai KSDA Jawa Tengah

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini