Tambora Menyambut Tamu Jauh dari Bumi Utara

Jumat, 20 November 2020

Di belahan bumi utara, satwa liar harus menyesuaikan diri dengan kondisi musim yang ada di sana. Musim dingin memaksa mereka untuk menyesuaikan diri, jika hewan besar melakukan hibernasi, beberapa hewan lain melakukan migrasi ke belahan bumi lain yang lebih hangat. Seperti burung-burung migran yang bermigrasi dari belahan bumi utara (China, Mongolia, dan Wilayah Arktik) menuju wilayah tropis yang lebih hangat.

Jika kunjungan wisatawan mancanegara saat ini masih terdampak oleh covid-19, tidak begitu dengan kunjungan burung migran dari belahan bumi utara. Bulan-bulan ini belahan bumi utara sedang memasuki musim dingin, sehingga mereka melakukan migrasi. Burung migran ini melalui perjalanan yang panjang dari tempat berkembang biak mereka ke wilayah tropis seperti indonesia.

Burung-burung migran beberapa dijumpai di wilayah Tambora. Jika musim sebelumnya teramati Cerek Asia / Oriental Plover (Charadrius veredus), musim ini dijumpai pula Cerek Krenyut (Pluvialis fulva). Cerek Asia (Charadrius veredus) memiliki ukuran sedang (25 cm). Cerek Asia yang tidak dalam masa berkembang biak memiliki ciri bagian atas tubuh berwarna cokelat, wajah dan sisi dada kecoklatan, dan perut putih, serta kaki jenjang berwarna kuning. Sedangkan Cerek krenyut (Pluvialis fulva) berukuran sedang (25 cm) dengan ciri-ciri untuk burung tidak dalam masa berbiak dan remaja yaitu bagian atas tubuh berbintik-bintik coklat dengan coretan keemasan di punggung dan kepala mereka, dan perut berwarna putih pucat. Biasanya di indonesia di jumpai di gosong lumpur, gosong pasir, maupun sawah yang dekat dengan pantai. Jenis ini berkembang biak di beberapa bagian Mongolia, Rusia dan China dan bermigrasi ke belahan bumi selatan setiap tahun ke wilayah Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.

Di Tambora burung ini di jumpai di savanna yang berada di sekitar pos 1 jalur pendakian Dorocanga. Mereka dijumpai sedang mencari makan di sekitar jalur pendakian dengan sekali-kali terbang berputar. Biasanya mudah di jumpai saat pagi atau sore hari dan dijumpai dalam kelompok. Taman Nasional Tambora memang tidak memiliki pantai, lokasi yang umumnya di singgahi burung migran jenis ini, namun terdapat savanna yang cukup luas untuk tempat singgah sembari mencari makan, apalagi saat hujan mulai turun, pakan tersedia melimpah di hijaunya rumput yang baru tumbuh. Semoga Tambora menjadi rumah singgah yang nyaman, sehingga tamu (burung migran) yang datang tidak kapok dan dapat berkunjung dengan aman.

Sumber : Samsul Maarif - PEH Balai Taman Nasional Tambora

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini