Clara Sumarwati : “Manfaatkan Waktu dan Apa yang Ada di Sekitarmu Untuk Menggapai Cita-Citamu”

Selasa, 15 September 2020

Demikian pesan yang disampaikan Clara Sukmawati, kepada para peserta peringatan puncak Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2020 di Bontang Mangrove Park, Taman Nasional Kutai, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Clara diakui sebagai Srikandi Indonesia bahkan Asia Tenggara pertama yang berhasil menggapai puncak Everest pada 26 September 1996 saat usia 29 tahun. Wanita terlahir 6 Juli 1967 di Jogyakarta, saat itu masih menjadi mahasiswa Atmajaya dan tergabung di resimen mahasiswa.Pendakiannya ke salah satu the Seven Summit of the World merupakan ke dua kalinya.

“Modal saya adalah nekad yang saya peroleh dari menjadi pelatih taekwondo dan bantuan pemerintah melalui koppasus dan KSAD TNI”, ungkapnya.  Clara berhasil mendaki Everest pada tahun 1996, sebelumnya pernah gagal berangkat karena badai 1993. Dengan bantuan Sherpa dari Nepal sebanyak 5 orang Clara berhasil mendaki Everest diketinggian 8848 mdpl, meskipun hanya 10 menit bertahan di puncak yang saat itu suhunya dibawah 16 derajat celsius.

Sebelum ke Everest Clara  juga melakukan pendakian di beberapa gunung di Taman Nasional Indonesia seperti Rinjani, Semeru, Merapi-Merbabu, dan gunung Gede Pangrango. Clara menuturkan bahwa persiapan yang ia lakukan sebelum mendaki Everest antara lain niat,disiplin yang ketat, latihan fisik yang keras dan teratur seperti berlari, berenang, naik tangga yang dilakukan selama 5 jam sehari di Senayan, serta tekad dan mental yang kuat untuk mencapai apa yang diinginkan.“Kalau mau pergi kita seperti pindahan rumah, harus dipersiapkan dengan baik”, tegasnya.

Menurut Clara, ia mengenal gunung-gunung di Indonesia dan juga di luar negeri termasuk Everest, dari pelajar Ilmu Pengetahuan Sosial waktu ia masih duduk di Sekolah Dasar. “Saya ngga tahu dengan kurikulum sekarang, apakah para pelajar dikenalkan dengan 54 Taman Nasional yang ada di Indonesia?”.

Pengalaman Ateng, demikian sebutan Clara diantara teman-temannya, dituangkan ke dlam buku setebal 450 halaman berjudul Indonesia Menjejak Everest – Membuka Dokumen Sejarah Pendakian Clara Sumarwati.

 

Sumber: Direktorat PJLHK

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini