Pelestarian Keanekaragaman Hayati di TN Kepulauan Seribu Melalui Kegiatan Penilaian Potensi Terumbu Karang Tahun 2019

Senin, 24 Juni 2019

Senin, 24 Juni 2019. Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) yang sebagian besar berupa perairan laut berperan penting dalam menyumbangkan keanekaragaman hayati bagi Indonesia, terutama Propinsi DKI Jakarta. TNKpS terdiri dari 4 ekosistem pesisir yang saling berinteraksi yakni ekosistem hutan pantai, ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Empat ekosistem tersebut berkontribusi besar sebagai penyedia jasa pendukung kehidupan dan penyedia jasa kenyamanan. Kondisi dan kualitas empat ekosistem tersebut perlu diperhatikan karena berpengaruh langsung terhadap kesinambungan sumber pangan serta kesehatan manusia khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah utara Teluk Jakarta.

Penyelenggaraan Penilaian Potensi Terumbu Karang (PPTK) tahun 2019 oleh Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu upaya mengetahui gambaran kondisi sumber daya hayati terkini serta adanya perubahan-perubahan lingkungan.

Kegiatan PPTK tahun ini merupakan kegiatan kelima yang telah dilaksanakan sejak tahun 2011 secara time series di 40 titik di empat zona TNKpS. PPTK dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia sebagai upaya pelibatan dan peningkatan pemahaman generasi muda terhadap pentingnya upaya pelestarian lingkungan berikut sumber daya hayati yang berasosiasi didalamnya.

Hasil yang diperoleh dari PPTK diantaranya berupa prosentase tutupan karang hidup dan keanekaragaman jenis terkini serta kelimpahan karang, ikan, makrobentos, octocoral dan lamun. Data-data tersebut akan digunakan oleh Taman Nasional Kepulauan Seribu dalam merumuskan kebijakan pengelolaan kawasan dan dapat digunakan sebagai langkah mitigasi dan adaptasi penurunan kualitas lingkungan akibat perubahan iklim serta aktivitas manusia secara massif. Data PPTK juga dimanfaatkan oleh berbagai pihak terkait kebutuhan pengkajian ekosistem terumbu karang maupun ekosistem lamun di wilayah Kepulauan Seribu.

Dalam 10 tahun terakhir tutupan karang hidup di Taman Nasional Kepulauan Seribu temasuk dalam kategori sedang dengan indeks keanekaragaman dari sedang hingga tinggi. Sedangkan nilai kelimpahan biota (karang, ikan, makrobentos, octocoral dan lamun) sangat fluktuatif.  Hal tersebut diduga akibat kegiatan manusis Dan pembangunan yg tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu upaya-upaya melestarikan sumberdaya alam hayati dan ekosistem di taman nasional Kepulauan Seribu harus dilakukan oleh semua pihak,  agar jasa lingkungannya mampu terus mendukung kehidupan masyarakat banyak dan berkelanjutan.

  

Sumber: Feny Wiendyah Asih, S.Pi. (PEH) - Balai TN Kepulauan Seribu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini