Teka Tambora Dalam Balutan Festival Pesona Tambora 2019

Senin, 08 April 2019

Bima, 8 April 2019. Sekelompok orang tengah ramai mempersiapkan perlengkapannya untuk mengikuti kegiatan Teka Tambora. Sehari sebelumnya perjalanan panjang selama 4 jam berkendaraan dari Kantor Bupati Bima menuju lokasi start di kaki Gunung Tambora cukup menguras tenaga, tapi mereka terlihat gembira sesekali muncul candaan di antara sesamanya. Ini bukti bahwa mereka datang dengan mental yang sudah terlatih untuk menaklukan ketinggian di puncak kaldera Gunung Tambora pada 2.479 Mdpl. Dari timur matahari telah tinggi sejengkal tapi kabut masih menyelimuti kawasan wisata Taman Nasional Tambora  di Oi Marai Desa Kawinda Toi Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Prov. Nusa Tenggara Barat, lokasi ini merupakan meeting point bagi peserta pendakian Teka Tambora.

 

Disisi lain dari pojok tenda orange berdiri 5 orang pemandu lokal, terlontar kata dari bibir salah satu dari mereka “untung hari ini cuaca bersahabat dengan kita “ begituh tegas pernyataan mereka hingga menarik perhatian beberapa orang pengunjung dan menoleh kearahnya dengan menunjukan senyum persahabatan . Bagaimana tidak bahwa beberapa minggu yang lalu curah hujan yang sangat tinggi melanda kawasan ini, bahkan di beberapa titik terjadi banjir yang merusak beberapa fasilitas umum, misalnya cek dam yang berada tak jauh dari lokasi  itu telah hancur diterjang oleh aliran air pada tahun lalu. Seakan tidak mau terpuruk dalam musibah tersebut, Pemerintah Kabupaten Bima segera bangkit mempersiapkan diri menyongsong agenda pariwsata nasional yang dikenal sebagai kalender pariwisata dikenal dengan Festival Pesona Tambora. Agenda ini bertujuan untuk menunjukan kepada dunia bahwa Tambora dengan nilai sejarah yang sangat dasyat dan terkenal itu memiliki keindahan alam yang sangat mempesona membuat takjub setiap orang yang berkunjung ke Tambora.

Festival Pesona Tambora sebagai agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Propinsi NTB rutin di bulan April  untuk mengenang kehebatan letusan Gunung Tambora pada tahun 1815, tepatnya tanggal 11 april  1815  sekitar 2 abad silam. Festival Tambora bertujuan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya pada zaman lampau yang telah terkubur bersama 3 (tiga) kesultanan dan dikemas untuk memajukan pariwisata di pulau Sumbawa khusunya di lingkar tambora.

Berbagai acara di selenggarakan dalam Festival Pesona Tambora 2019 mulai dari Pawai Adat, Sedekah Bumi, Pentas/hiburan Rakyat, Rinjani – Tambora Trip Adventure, Festival Geopark dan Teka Tambora yang dilaksanakan di jalur pendakian Kawinda Toi Kec. Tambora Kab. Bima. Acara yang didukung oleh Pemprov. NTB, Pemda Kab. Bima, Polres Bima beserta Balai Taman Nasional Tambora Direktorat Jenderal KSDAE. Acara ini adalah acara yang paling unik dan menarik di bandingkan kegiatan lainnya, dengan melibatkan sejumlah 107 orang pendaki, dan salah satu peserta pendakian merupakan warga negara asing berasal dari Jerman. Selain itu terdapat juga pendaki yang berasal dari luar NTB diantara dating dari Aceh, Kalimantan dan Sulawesi Tenggara. Dalam Tim Teka Tambora terdapat 8 orang petugas dari Balai TN Tambora  dan 3 orang Anggota BASARNAS yang akan memantau dan mengawal selama pendakian. Dalam amanantnya Bapak Camat Tambora menyampaikan bahwa penyelenggara Teka Tambora  2019 ini mengemban tugas  mengibarkan bendera beberapa Negara yang pernah terdampak letusan gunung tambora pada tahun 1815.

  

Kegiatan Teka Tambora dilaksanakan selama 4 (empat) hari mulai tanggal 7 s/d 10 April 2019. Selain kegiatan pendakian yang di rencanakan selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 8 s/10 April 2019, panitia penyelenggara acara Teka Tambora menyelingi kegiatan produktif lainnya seperti talkshow pengembangan pariwisata di Kawinda Toi, display produk ekonomi kreatif lokal dan pencanangan wisata zero waste yang akan memberikan hadiah kepada pendaki yang membawa pulang sampah paling banyak.

Meski tak semeriah Teka Tambora 2018 lalu, agenda Teka Tambora tahun ini memiliki nilai penting dalam upaya menyadarkan dan membangkitkan semangat kerjasama semua pihak baik pemerintah propinsi, pemerintah daerah, Balai Taman Nasional Tambora serta masyarakat di sekitar gunung tambora bahwa di sekitar mereka terdapat kawasan dengan nilai penting yang perlu dijaga dan dikembangkan untuk mendukung kemajuan daerah dari sector pariwisata, ekologi, pendidikan dan budaya. Inilah Tambora kawasan yang masih memendam sejarah besar kehidupan kerjaan pada masa silam.

Salam Lestari

 

Sumber: Adi Kurniawan PEH - Balai TN Tambora

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini