Mau Lifestyle Pecinta Alam: Begini Pesan Keren untuk Generasi Jaman Now

Selasa, 09 April 2019

Celebes Convention Center - Makassar, 09 April 2019. Indogreen Environment & Forestry Expo 2019 kembali diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Pameran kehutanan terbesar di Indonesia ini digelar empat hari mulai 4-7 April 2019 di “Celebes Convention Center” (CCC), Makassar, Sulawesi Selatan. Selain diisi booth dari beberapa Taman Nasional di Indonesia, Unit Pelaksana Teknis (UPT) KLHK, perwakilan Pemerintah Daerah, mitra KLHK dan lainnya. Pameran juga dimeriahkan dengan adanya pagelaran seni budaya, kuis berhadiah dan “talkshow”

Salah satu “talkshow” yang menarik perhatian pengunjung adalah yang bertema ”Jelajah Taman Nasional dan Peran Generasi Jaman Now terhadap Konservasi”.

“Talkshow” dipandu oleh Darhamsyah Jamaluddin, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Sulawesi Maluku - KLHK. Hadir sebagai narasumber berturut-turut: Herry Subagiadi, Sekretaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Sekditjen KSDAE); Harley Bayu Sastha, pegiat alam bebas, penulis buku pendakian gunung, vlogger, blogger; Yusak Mangetan, Kepala Balai TN Bantimurung Bulusaraung; Faat Rudhianto, Kepala Balai TN Taka Bonerate; dan Kuswandono, Kepala Balai TN Gunung Ciremai.

Herry, selain menyampaikan “keynote” dari Direktur Jenderal KSDAE, juga menekankan, “Indonesia memiliki kawasan hutan konservasi yang luas, terbagi dalam berbagai status. Saat ini ada 54 taman nasional yang tersebar luas di seluruh pelosok. Kebanyakan gunung yang kalian daki adalah taman nasional. Ada beberapa diantaranya juga memiliki status intetnasional, seperti Cagar Biosfer, Warisan Dunia, ‘Asean Heritage Park’ dan lainnya. Itu merupakan kebanggaan kita sekaligus tanggung jawab kita untuk mengelola & menjaganya dengan benar.”

Harley mengemukakan bahwa kegiatan cinta alam sudah menjadi gaya hidup generasi jaman now. “Namun semua itu mesti dilakukan dengan cerdas dan bertanggung jawab,” lanjut Harley. “Kami bersama rekan-rekan seperti Medina Kamil, Chintya Tengens, Tyo Survival dan beberapa rekan lain baru akan memulai bikin video ‘Jelajah 54 Taman Nasional Indonesia’ bekerja sama dengan Ditjen KSDAE. Ini merupakan tindak lanjut program “”’Ayo ke Taman Nasional’ yang sudah dicanangkan KLHK beberapa tahun lalu. Kami kemas secara ‘fun’ dan populer agar mudah dicerna oleh pemirsa untuk lebih mengenali dan mencintai taman nasional dan akhirnya ikut melestarikan dengan cara keseharian kita.”

“TN Bantimurung Bulusaraung sebagai TN terdekat dari kota Makassar juga kami kelola untuk menjadi tempat pembelajaran yang baik bagi generasi milenial jaman now. Bisa mengenal kawasan karst yang luar biasa, bisa belajar mengenal keanekaragaman hayati kupu-kupu,” ujar Yusak Mangetan, Kepala Balai TN Bantimurung Bulusaraung.

Faat Rudhianto, Kepala Balai TN Taka Bonerate menambahkan, “TN Taka Bonerate yang merupakan yang relatif dekat dengan Makassar, juga bisa menjadi tempat berkegiatan alam bebas yang menyenangkan dan mendidik. Terutama untuk mengenal kawasan laut, keanekaragaman biota laut.  Kami undang mahasiswa dan pelajar untuk magang dan penelitian di tempat kami. ‘Babby shark’ merupakan sawta laut primadona saat ini.”

Setelah 2 taman nasional dari provinsi Sulawesi Selatan, saatnya diperkenalkan taman nasional dari Jawa Barat yang berdiri sejak tahun 2004, yaitu Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). “TNGC ini unik, karena sebelum menjadi TN adalah merupakan hutan produksi dan pernah juga menjadi hutan lindung. Perlu ada upaya lebih dari pengelola TNGC untuk mencari solusi agar masyarakat yang telah lama berinteraksi dengan hutan gunung Ciremai tetap bisa memperoleh manfaat namun masih sesuai dengan peraturan perundangan di mana gunung Ciremai telah berstatus menjadi TN,” ungkap Kuswandono, Kepala Balai TN Gunung Ciremai.

Tak puas dengan itu, Darhamsyah sebagai moderator menanyakan lebih lanjut bagaimana tantangan mengajak generasi jaman now untuk terlibat dalam mengelola Hutan Konservasi TN Gunung Ciremai yang dikrlola untuk “kedaulatan rakyat”, serta bagaimana cara generasi muda jaman now berkontribusi dalam hal tersebut?

“ Tidak susah, generasi jaman now bisa menjadikan kegiatan alam bebas menjadi ‘lifebstyle’, namun harus bertanggung jawab.  Sebagai pendaki gunung mesti juga cerdas dan bertanggung jawab. Mulai dari diri kita masing-masing, minimalkan membawa sesuatu yang bisa menimbulkan sampah, apalagi sampah plastik. Kita biasakan selalu membawa botol minum isi ulang ketimbang membeli air mineral dengan kemasan botol plastik sekali pakai. Biasakan juga menggunakan sedotan bukan sekali pakai,” Kuswandono mencontohkan. “Mungkin tanpa rekan-rekan sadari ketika berpetualang di alam bebas atau mendaki gunung, sebenarnya rekan-rekan juga tengah membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Biasakan berbelanja di pasar lokal sebagai perbekalan berpetualang.”

Tema menarik, pembicara yang asyik ditambah ada banyak hadiah yang sudah disiapkan sudah pasti membuat para pengunjung antusias mengikutinya. Apalagi ada sebuah sepeda gunung sebagai hadiah utama menanti untuk pengunjung yang beruntung. Selain bertambah ilmu pengetahuan, pengunjung juga kebanjiran hadiah.

Nah, sahabat milenial yang masih penasaran, manfaatkan waktu mudamu, segera berkunjung, Ayo ke Taman Nasional [ Teks © Asri - BTN Taka Bonerate, foto © @asritntbr BTNTBR @yotrin - Ditjen KSDAE @kuswandono_ts BTNGC @Mustaritepu - P3E Sulawesi - Maluku | 042019 ].

Sumber : Direktorat Jenderal KSDAE (Balai TN Taka Bonerate, Balai TN Gunung Ciremai) dan P3E Sulawesi - Maluku

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini