Menilai Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Dengan Metode METT

Jumat, 30 September 2022

Makassar, 29 September 2022 – Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan melakukan  penilaian efektivitas pengelolaan terhadap 7 (tujuh) kawasan konservasi (Cagar Alam Kalaena, Cagar Alam Faruhumpenai, Cagar Alam Ponda-ponda, Taman Wisata Alam Danau Mahalona, Taman Wisata Alam Danau Towuti, Taman Wisata Alam Danau Matano, dan Taman Wisata Alam Cani Sirenreng) dengan Metode METT (Management Effectivenes Tracking Tools) di Arthama Hotels–Makassar tanggal 29-30 September 2022.

Efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perlu dinilai guna menentukan rencana tindak lanjut pengelolaan. Salah satu metode yang dikembangkan dan telah digunakan oleh berbagai negara di dunia adalah Management Effectiveness Tracking Tool (METT). Penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi juga penting untuk mengidentifikasi prioritas dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan pengelolaan serta mendukung terlaksananya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan kawasan konservasi kepada publik.

Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi, Ir. Jefry Susyafrianto, MM dalam sambutannya melalui video conference menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penilaian yakni: tidak terjebak pada capaian target nilai, didasarkan fakta lapangan, verifier penilaian harus kuat, menghindari subyektivitas dan rekomendasi rencana tindak lanjut  diakomodir dalam anggaran berikutnya. Kemudian Jefry juga memaparkan materi mengenai “Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi” sebelum peserta melanjutkan sesi diskusi dan self assessment.

Kegiatan diikuti personil yang bertugas di Kantor Balai Besar KSDA/ Bidang KSDA Wilayah/ Seksi Konservasi Wilayah/ Resort Lingkup Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan, Kepala Desa/ Tokoh Masyarakat, Pemerintah Daerah, LSM, dan Akademisi dengan jumlah peserta sebanyak 40 (empat puluh) orang. Dimana nantinya hasil penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi akan memberikan gambaran tentang kondisi kawasan korservasi terkini yang akan berpengaruh terhadap kebijakan terkait pengelolaan kawasan dimasa yang akan datang.

 “Kegiatan pada hari ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi para peserta sehingga dapat memberikan penilaian kawasan konservasi secara objektif, transparan, partisipatif, regular, independent, intropeksi dan adanya sharing knowledge”, ujar Ir. Jusman Kepala Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan kegiatan untuk memastikan bahwa pemangku kawasan memiliki standar dan keseragaman pemahaman dalam melakukan penilaian terhadap efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. Sehingga hasil dari penilaian yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan selaras dengan hasil penilaian yang dilakukan oleh pemangku kawasan lainnya ataupun penilaian di masa mendatang.

Sumber : Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan (Siaran Pers Nomor : SP.37/K.8/TU/Humas/09/2022)

Call Center BBKSDA Sulsel: 08114600883

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini