Metode Underwater Photo Transect Untuk Reef Health Monitoring di TN Komodo

Rabu, 13 Oktober 2021

BTN Komodo bersama LIPI/BRIN dan P3KOM merayakan keberhasilan kegiatan RHM di Armada King Fisher

Labuan Bajo, 12 Oktober 2021. Balai Taman Nasional Komodo bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI/BRIN) dan Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P3KOM) melaksanakan kegiatan "Reef Health Monitoring" (RHM) di 10 titik lokasi atau stasiun yang berada pada kawasan perairan Taman Nasional Komodo. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 4 - 10 Oktober 2021 menggunakan armada King Fisher.

Pemantauan kesehatan terumbu karang ini semula diinisiasi oleh Pusat Penelitian Oseanografi LIPI pada tahun 2019 sebagai langkah awal untuk menyusun baseline study mengenai kondisi kesehatan karang di perairan Taman Nasional Komodo dan sekitarnya. Hal ini tentunya menjadi 'Gayung Bersambut' bagi Balai Taman Nasional Komodo karena dapat mendukung komitmen satuan kerja dalam upaya pengelolaan ekosistem perairan di kawasan Taman Nasional Komodo. Basis data kesehatan karang yang diperoleh dari kegiatan RHM menjadi kunci penting bagi dasar pertimbangan kebijakan esensial pengelolaan kawasan perairan Taman Nasional Komodo.

Lokasi/stasiun pengambilan data kegiatan RHM di wilayah perairan Taman Nasional Komodo antara lain: Siaba Besar, Loh Sebita (Nirwana), Gili Lawa, Loh Gong, Pulau Padar, Loh Kima, Loh Mondo, Strawberry Stones, Pulau Papagarang Besar, dan Pulau Papagarang Kecil. Pengambilan data kondisi kesehatan karang merujuk  pada  metode "Underwater Photo Transect" (UPT)  dengan  memotret  ekosistem  eksisting menggunakan bingkai ukuran 58 x 44 cm. Pemotretan ini dilakukan pada jalur transek sepanjang 50 m.

Tim juga melakukan pengambilan data ikan dengan menggunakan metode visual sensus (long swim) dengan jarak 5-meter ke kiri dan 5-meter ke kanan. Adapun ikan karang yang dicatat berupa 7 suku penting dari ikan jenis karnivora dan herbivora diantaranya: suku Serranidae, Lutjanidae, Scaridae, Siganidae, Haemulidae, Lethrinidae, Achanturidae. Tim juga berupaya mencatat kemunculan jenis ikan endemik serta ikan indikator karang, seperti suku Cheatodontidae (Coralivora).

Sementara untuk data megabenthos juga dikumpulkan dengan merujuk pada metode yang sama, namun dengan jarak pengamatan yang berbeda (2-meter ke arah kiri dan 2-meter ke arah kanan sepanjang jalur transek). Adapun data megabenthos yang menjadi target pendataan yaitu bintang laut berduri (Achantaster planci), Bulu babi (Diadema spp), Kima (Tridacnidae sp.), Drupella spp, Bintang laut biru (Linkia leavigata), teripang (Holothuridae sp.), lobster (Paniluridae sp.) dan lola (Trochidae sp.).

Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage Site berkomitmen penuh memastikan ekosistem terumbu karang dalam keadaan prima karena termasuk ke dalam komponen "Outstanding Universal Value" (OUV) yang ditentukan oleh UNESCO. Balai Taman Nasional Komodo aktif berkolaborasi dengan P3KOM sebagai mitra pengelolaan di bidang perairan dalam beberapa tahun terakhir. Balai Taman Nasional Komodo mengapresiasi P3KOM yang pro-aktif dan konsisten mendukung pengelolaan wilayah perairan Taman Nasional  Komodo. Kolaborasi  ini  dilaksanakan  dengan  penuh  antusias  dan  dengan  harapan  bahwa kerjasama pengelolaan dengan pemangku kepentingan dapat terus diselenggarakan secara berkelanjutan.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Arif Ardianto Sofian, S.Si | Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini